SOLO, suaramerdeka-solo.com - Asosiasi Institusi kedokteran">Pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI) mengeluarkan empat merekomendasikan untuk dunia kedokteran">Pendidikan kedokteran ke depan.
rekomendasi itu dihasilkan dalam pertemuan Forum Dekan Asosiasi Institusi kedokteran">Pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI) di Fakultas kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Jumat-Minggu (27-29/1).
rekomendasi itu ditujukan kepada pemerintah, terutama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia serta pemangku kebijakan lainnya.
Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran Polandia Bimbingan Penelitian di UNS Solo
Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof Dr dokter Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH menyampaikan, terdapat empat garis besar hasil rapat kerja nasional Forum Dekan AIPKI.
rekomendasi pertama, Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis dilaksanakan oleh institusi pendidikan sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang kedokteran">Pendidikan kedokteran.
Kedua, realisasi insentif dan beasiswa bagi peserta didik PPDS sesuai undang-undang.
Kemudian pada poin ketiga, Forum Dekan FK itu merekomendasikan penguatan implementasi Academic Health System (AHS) melalui Keputusan Presiden untuk memenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis di Indonesia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan kualitas.
Baca Juga: BEM Fakultas Kedokteran Gigi UMS Bagikan 90 Paket Sikat Gigi untuk Masyarakat
Selain itu, poin rekomendasi keempat adalah pembukaan Prodi kedokteran baik sarjana maupun profesi hanya ditujukan bagi wilayah yang masih membutuhkan di luar Jawa dan Bali. Hal tersebut sebagai upaya pemerataan dokter di Indonesia.
“Bagi universitas-universitas yang membuka Prodi kedokteran dengan akreditasi A, dapat menaikkan jumlah mahasiswa 10—20 persen sehingga harapannya jumlah dokter dapat terpenuhi," papar Prof Ari Fahrial.
Meskipun ia juga mengakui hal itu baru bisa berdampak setelah sekian waktu yakni sekitar mungkin baru lima atau sepuluh tahun lagi baru terasa.
Tujuan dari pembukaan Prodi kedokteran hanya bagi wilayah di luar Jawa dan Bali yaitu untuk pemerataan distribusi dokter di Indonesia.
Tidak hanya itu, mahasiswa kedokteran yang tengah koas juga memerlukan rumah sakit untuk praktik sehingga bagi rumah sakit-rumah sakit di luar Jawa dan Bali akan turut hidup dengan hadirnya mahasiswa koas.
Prof Ari Fahrial juga berharap agar pemerintah segera merealisasikan beasiswa serta insentif bagi mahasiswa kedokteran, terutama mahasiswa yang sedang menempuh koas dan profesi.
Artikel Terkait
Gelar Asta Run, KMK Undip Promosikan Candi-candi dan Situs Bersejarah di Klaten
Lahir di Ketinggian 2.510 Mdpl Pos 3 Pendakian Gunung Slamet, Bayi dan Ibunya Selamat
Wanita Pendaki Gunung Lawu Asal Madiun Ditemukan Tewas di Area Gegerboyo
1 TNI dan 3 Polisi Hanyut Saat Sebrangi Sungai Digoel Papua, 1 Warga Klaten
Besok, Jenazah Pratu Ferdian Kusuma Yang Tewas di Papua Akan Dipulangkan ke Klaten