Prodi Pendidikan Kedokteran yang Baru Diusulkan Hanya Dibuka di Luar Jawa

- Senin, 30 Januari 2023 | 14:05 WIB
Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof Dr dokter Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH menyampaikan garis besar hasil rapat kerja nasional Forum Dekan AIPKI.(SMSolo/dok)
Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof Dr dokter Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH menyampaikan garis besar hasil rapat kerja nasional Forum Dekan AIPKI.(SMSolo/dok)

SOLO, suaramerdeka-solo.com - Asosiasi Institusi kedokteran">Pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI) mengeluarkan empat merekomendasikan untuk dunia kedokteran">Pendidikan kedokteran ke depan.

rekomendasi itu dihasilkan dalam pertemuan Forum Dekan Asosiasi Institusi kedokteran">Pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI) di Fakultas kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Jumat-Minggu (27-29/1).

rekomendasi itu ditujukan kepada pemerintah, terutama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia serta pemangku kebijakan lainnya.

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran Polandia Bimbingan Penelitian di UNS Solo

Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof Dr dokter Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH menyampaikan, terdapat empat garis besar hasil rapat kerja nasional Forum Dekan AIPKI.

rekomendasi pertama, Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis dilaksanakan oleh institusi pendidikan sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang kedokteran">Pendidikan kedokteran.

Kedua, realisasi insentif dan beasiswa bagi peserta didik PPDS sesuai undang-undang.

Kemudian pada poin ketiga, Forum Dekan FK itu merekomendasikan penguatan implementasi Academic Health System (AHS) melalui Keputusan Presiden untuk memenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis di Indonesia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan kualitas.

Baca Juga: BEM Fakultas Kedokteran Gigi UMS Bagikan 90 Paket Sikat Gigi untuk Masyarakat

Selain itu, poin rekomendasi keempat adalah pembukaan Prodi kedokteran baik sarjana maupun profesi hanya ditujukan bagi wilayah yang masih membutuhkan di luar Jawa dan Bali. Hal tersebut sebagai upaya pemerataan dokter di Indonesia.

“Bagi universitas-universitas yang membuka Prodi kedokteran dengan akreditasi A, dapat menaikkan jumlah mahasiswa 10—20 persen sehingga harapannya jumlah dokter dapat terpenuhi," papar Prof Ari Fahrial.

Meskipun ia juga mengakui hal itu baru bisa berdampak setelah sekian waktu yakni sekitar mungkin baru lima atau sepuluh tahun lagi baru terasa.

Tujuan dari pembukaan Prodi kedokteran hanya bagi wilayah di luar Jawa dan Bali yaitu untuk pemerataan distribusi dokter di Indonesia.

Baca Juga: Bejat! Pembunuh Siswi SMP di Sukoharjo Ternyata Menjual Istrinya ke Pria Hidung Belang dan Cabuli Mertuanya

Tidak hanya itu, mahasiswa kedokteran yang tengah koas juga memerlukan rumah sakit untuk praktik sehingga bagi rumah sakit-rumah sakit di luar Jawa dan Bali akan turut hidup dengan hadirnya mahasiswa koas.

Prof Ari Fahrial juga berharap agar pemerintah segera merealisasikan beasiswa serta insentif bagi mahasiswa kedokteran, terutama mahasiswa yang sedang menempuh koas dan profesi.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KAI Gandeng UNSA, Bantu Masyarakat yang Terjerat Hukum

Senin, 27 Februari 2023 | 10:38 WIB

Selamat, UNS Solo Naik Satu Peringkat di Webometrics

Senin, 6 Februari 2023 | 19:55 WIB
X