SOLO, suaramerdeka-solo.com - Guru Besar sejati adalah yang kompetensinya mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. Selain itu menguasai bidangnya, mampu menyampaikan ilmu, produktif dalam berkarya, menghasilkan penelitian dan pengabdian, bermanfaat dalam masyarakat serta bisa diteladani.
Hal itu dikemukakan Rektor Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo Prof Dr SutoyPd dalam sambutannya saat pengukuhan Prof Dr Winarti sebagai Guru Besar keempat di kampus tersebut. Acara digelar di auditorium kampus setempat, Senin (30/1).
Pada kesempatan itu, Sutoyo menyampaikan, dalam waktu dekat Unisri akan menambah lagi guru besarnya menjadi lima orang. Prof Winarti yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kebijakan Publik merupakan Guru Besar keempat.
Baca Juga: Prof Dr Winarti MSi akan Dikukuhkan jadi Guru Besar Keempat Unisri Solo
Rektor menegaskan, pihaknya terus mendorong agar akademisi kampus yang dipimpinnya terus meningkatkan kompetensi dan kualitasnya. Pelaksanaannya melalui dua jalur, yakni studi lanjut dan percepatan peningkatan jabatan akademik.
Pimpinan universitas turun langsung untuk mengawalnya. Unisri juga membuat ketentuan, dosen berusia 50 tahun ke bawah diwajibkan menempuh studi lanjut program doktor. Adapun yang sudah doktor, didorong menjadi Guru Besar.
"Dosen yang berusia 50 tahun ke bawah wajib menempuh program doktor baik di kampus dalam atau luar negeri. Selain itu juga dilakukan percepatan jabatan fungsional yang dikawal langsung oleh pimpinan universitas," papar Sutoyo.
Baca Juga: Dilantikjadi Rektor Unisri, Prof Sutoyo Tancap Gas Targetkan Unisri jadi ASEAN Class University
Menurut Rektor, Guru Besar memiliki tantangan yang makin berat sebagai konsekuensi logis akademik pelaksanaan Tri Darma perguruan tinggi.
Rektor berpesan kepada Winarti agar semakin banyak memberikan pemikiran, penelitian dan pengabdian, baik untuk kampus Unisri dan masyarakat.
Sementara itu, Winarti dalam orasi ilmiahnya menyampaikan pengembangan potensi daerah ditujukan untuk kesejahteraan semua elemen masyarakat. Bukan hanya kelompok tertentu.
Dengan demikian kepala daerah sebagai pejabat yang memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan harus memikirkan bagaimana seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dan menikmati 'kue' di daerah masing masing.**
Artikel Terkait
Sate Kambing Hot Plate Boyolali, Maknyus Tenan...
Tanah Bergerak Terjadi di Tirtomoyo Wonogiri, Terjadi Rekahan di Beberapa Titik
Genre Horor, Kemampuan Akting Vino G Bastian Kembali Diuji dalam Film 'Bayi Ajaib'
Gibran 'Pamer' Foto Digandeng Megawati, Sinyal Apa?
Dampak Cuaca Ekstrem, Panen Bawang Merah di Kawasan Lereng Merapi- Merbabu Merosot
DAU Turun, Tapi PAD dan Dana Desa Kabupaten Sragen Terus Naik
Patah Diterpa Angin Kencang, Mahkota Kubah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Langsung Diperbaiki
Jadi Korban Perundungan di Sekolah, SSR Trauma. Orang Tua Laporkan ke Polisi