Karanganyar, suaramerdeka-solo.com - Siswi salah satu SMA Swasta di Karanganyar, Jawa Tengah yang korban perundungan, SSR (16), sekolahnya dipindah oleh orang tuanya.
Agus Riyadi, orang tua SSR, memutuskan untuk memindah sekolah agar anaknya tidak lagi mengalami bullying yang menyebabkan trauma secara psikis.
“Mulai 1 Februari, SSR saya pindah sekolahnya. Selasa (31/1) ini, dia masuk, setelah beberapa hari tak mau ke sekolah karena trauma. Tapi mulai 1 Februari, dia pindah sekolah,” kata pria yang berprofesi sebagai advokat itu, Selasa (31/1).
Baca Juga: Jadi Korban Perundungan di Sekolah, SSR Trauma. Orang Tua Laporkan ke Polisi
Kondisi psikis siswa kelas XI itu, menurut Agus, sudah lebih baik setelah ada pendampingan dari psikiater. Sebelumnya, SSR jadi anak pemurung, karena trauma dengan perundungan yang dialami di sekolahnya.
“Kondisinya sekarang sudah membaik. Sudah kembali bersemangat,” kata Agus.
Ditegaskannya, kasus perundungan yang kemudian dilaporkannya ke polisi akan tetap diteruskan. Agus belum berencana untuk mencabut laporan atas kasus tersebut.
“Biar proses hukum berjalan dulu. Saya serahkan ke penyidik untuk prosesnya,” tandasnya.
Baca Juga: Perundungan Siswi SMAN 1 Sumberlawang Melebar, Orang Tua Lapor ke Polres Sragen
Disinggung menyenai penyebab SSR dibully, Agus mengatakan, berdasarkan pengakuan anaknya, bermula saat SSR didekati teman laki-laki di sekolahnya untuk dijadikan pacar. Namun SSR beralasan, dia tidak boleh berpacaran dulu.
Teman laki-laki SSR itu kemudian dekat dengan siswi lain yang kemudian menjadi salah satu pelaku perundungan. Ada delapan siswi, semuanya teman sekelas SSR, yang diduga menjadi pelaku bullying. Mereka yang kemudian dilaporkan ke polisi.
Seperti diberitakan, SSR menjadi korban perundungan sejak Februari 2022. Siswi salah satu SMA Swasta terkenal di Karanganyar ini mengalami trauma, akibat perundungan yang dilakukan 8 orang teman sekelasnya.
Baca Juga: Guru Membuli Siswa, SMA 1 Sumberlawang Gelar Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan
Orang tua SSR melaporkan kasus tersebut ke polisi, karena mediasi yang dilakukan tak menemui hasil.
SSR kerap dibully secara verbal dengan kata-kata yang tidak pantas dan kasar. Aksi itu dilakukan pelaku di lingkungan sekolah. Bahkan meja SSR di kelas pernah diberi tisu berisi kotoran.
Artikel Terkait
Kaesang Pangarep dan Rheo Fernandes Digadang-gadang Jadi Pemimpin Solo
Viaduk Gilingan Direnovasi dan Akses Kendaraan Ditutup Total, Gibran: Sebelum Lebaran Selesai
Miris! 581 Anak Wonogiri Putus Sekolah, Salah Satunya Gegara Pernikahan Dini
Viaduk Gilingan Solo akan Ditutup Total, Bagaimana Akses Pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed?
Jenazah Pratu Ferdian Dwi Sukma Tiba di Rumah Duka dari Papua
Disuarakan dalam Demo di DPR, Perpanjangan Masa Jabatan Kades Dinilai Suburkan Politik Uang
Pasokan Air bagi Ribuan Pelanggan PDAM Solo akan Terganggu. Kenapa?