SOLO, suaramerdeka-solo.com - Banjir besar di Solo Raya hingga ribuan masyarakat mengungsi mendapat tanggapan dari Pakar Lingkungan Hidup.
Pakar Lingkungan Universitas Sebelas Maret, Prof Dr Ir Prabang Setyono, Ssi, Msi, CEIA, IPM mengkritik tajam jika ada banjir, para pemangku kebijakan kerap tumpang tindih dalam menjelaskan penyebabnya dan masing-masing terkesan mementingkan ego sektoral.
"Ego sektoral di masing-masing pemangku kepentingan ini masih sangat kental. Sehingga, banjir menjadi momok bagi masyarakat khususnya yang berdekatan dengan bantaran," tegas Prabang Setyono saat dikonfirmasi media beberapa hari lalu.
Baca Juga: Anak Pejabat Pajak di Jakarta Aniaya Korban Hingga Koma
Pakar Lingkungan dari UNS itu menambahkan, fenomena banjir di Kota Bengawan karena masalahnya sangat kompleks.
Prabang mengutarakan Kota Bengawan sebagai kota tua dengan sistem pengelolaan yang sudah terbentuk sejak zaman nenek moyang.
Baca Juga: Sadis! Suami Mengaku Puas Menghabisi Istri Sirinya dengan 19 Luka Tusukan
"Mengelola kota tua dengan berbagai permasalahan tentu jauh lebih sulit dibanding membuat kota baru yang berdiri di atas tanah kosong dimana semua sistemnya bisa diprogram sesuai kebutuhan kedepan," jelasnya.
Selain itu, Prabang juga menyayangkan banyaknya bangunan liar di kawasan aliran sungai. Dia mempertanyakan, kenapa justru ada bangunan di pinggiran sungai?
Baca Juga: Tak Mau Disalahkan Gibran, Ini Kata BBWSBS Soal Banjir di Solo Raya
Apalagi, bangunan-bangunan yang berdiri di bantaran dilengkapi dengan sertifikat, fasilitas air, listrik dan masih banyak yang lain.
Seharusnya, bangunan-bangunan tersebut tidak bisa berdiri di kawasan itu jika masing-masing pihak berkoordinasi satu dengan yang lain.
"Jika salah satu sistem itu rusak, maka akan berpengaruh dengan sistem lainnya. Seperti permasalahan bangunan di pinggir aliran sungai, jika itu dibolehkan dan dilengkapi fasilitas. Tentunya, akan terus berkembang," tandasnya.
Baca Juga: Lampaui Target, Penjualan SBR012 oleh BRI Sentuh Rp2,1 Triliun
Perihal pemeliharaan sungai dan bantaran yang tidak diperbolehkan dibangun, hal itu, menurut Prabang, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) punya peran penting sebagai leading sektor.
Artikel Terkait
Pantau Banjir, Bupati Sukoharjo Pastikan Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi
Banjir yang Melanda Kota Solo Meluas. Ini Penyebabnya
Banjir di Kota Solo Meluas, Kantor Kelurahan Hingga Sekolah Jadi Lokasi Pengungsian
Banjir di Sukoharjo Surut, Pengungsi Tinggalkan Lokasi Pengungsian
Seorang Korban Banjir Solo Meninggal di Pengungsian
Kota Solo, Sukoharjo dan Sekitarnya Diterjang Banjir, BBWSBS Tuding Hunian Masyarakat Adalah Penyebabnya
Buka Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Sebelum Banjir Solo, PJT 1: Sudah Siaga Merah
Pembangunan Parapet Kali Premulung Diyakini Tekan Potensi Banjir Besar di Solo