KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Sebanyak 100 siswa SD Kristen Pinilih Estu Karangdowo belajar melakukan mengolah sampah di SMPN 1 Jogonalan, Klaten, Rabu, 22 Februari 2023.
Siswa SD datang dikawal 18 guru pendamping dan Kepala SD Kristen Pinilih Sestu Pipit Sugiyanti disambut Kepala SMPN 1 Jogonalan, Endah Sulistyowati, serta para guru dan siswa. Mereka berkunjung sekaligus dalam momentum Hari Peduli Sampah.
‘’Kami ingin banyak belajar untuk mengolah sampah dan kami menemukan lokasi yang sangat cocok yakni SMPN 1 Jogonalan, ada 100 siswa dan 18 guru yang ikut,’’ ujar Pipit Sugiyanti.
Baca Juga: Gerakan Anti Sampah ‘Yok Kita Gas’: BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan
Begitu datang, ternyata lokasinya sangat luas dan mereka tak hanya bisa belajar soal olah sampah, tapi juga ada hidroponik dan kreasi pemanfaatan sampah seperti pembuatan ecobrick, ecoprint, hingga budidaya maggot.
Setelah acara penyambutan di aula, para siswa langsung menuju stan-stan yang sudah disediakan. Mulai dari pembuatan ecobrick, ecoprint, dan pembuatan eco enzyme.
Siswa juga diajak menghias caping dengan cat dan membuat lampion dari botol bekas air mineral. Selain itu, siswa diajak melihat pengolahan sampah dengan maggot atau larva lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF).
Baca Juga: Dua Tempat Pembuangan Sampah Liar di Pinggir Kali Pepe Banyudono Akhirnya Ditutup
‘’Apa yang kami dapat di sini sangat banyak dan sangat bermanfaat bagi siswa dan sekolah. Ini bisa dikembangkan di sekolah kami,’’ ujar Pipit Sugiyanti.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Jogonalan Endah Sulistyowati mengaku sangat senang bisa berbagai bagi siswa SDK Pinilih Estu Karangdowo.
‘’Kami dapat tamu 100 siswa SDK Pinilih Estu dalam project pengolahan sampah. Kami ambil momentum Hari Peduli Sampah yang jatuh pada 21 Februari,’’ ujar Endah yang juga Kepala Sekolah Penggerak.
Baca Juga: Belum Jadi Capres, Puser Bumi Tetap Nyatakan Dukung Ganjar
Anak-anak belajar bersama siswa sekolah penggerah tentang Bank Sampah, ecobrick, kreasi sampah, sampai budidaya maggot. Mereka diajak langsung praktek di halaman sekolah.
‘’Dari kegiatan ini, harapannya anak-anak lebih paham bila sampah bisa dikelola, bahaya sampah dan nantinya anak-anak bisa berkontribusi dalam pengelolaan sampah sesuai karakter pelajar Pancasila,’’ ujar Endah Sulistyowati.
Artikel Terkait
Kerajinan Batu Obsidian Wonogiri Mnembus Pasar Swedia dan Jerman
Tak Mau Disalahkan Gibran, Ini Kata BBWSBS Soal Banjir di Solo Raya
Sempat Terhalang Kabut, Kapolda Jambi dan Rombongan Dievakuasi dari Hutan Kerinci
Sadis! Suami Mengaku Puas Menghabisi Istri Sirinya dengan 19 Luka Tusukan
Gedung SDN Kebonromo 3 Sragen Dulu Mirip Kandang Ayam, Kini Terlihat Tertata dan Megah
Anak Pejabat Pajak yang Aniaya Anak Petinggi GP Ansor Ditahan
Tinjau Evakuasi Kapolda Jambi dan Rombongan, Kapolri Apresiasi Kerja Keras Tim Gabungan