WONOGIRI, suaramerdeka-solo.com - Pemkab Wonogiri menggelar Rembuk Stunting dalam rangka penanggulangan stunting di pendapa kabupaten tersebut, Senin (13/3).
Pada kesempatan itu, Bupati Wonogiri Joko 'Jekek' Sutopo mengungkapkan salah satu persoalan yang dihadapi dalam penanggulangan stunting.
Persoalan tersebut yakni adanya dua sistem aplikasi pendataan gizi yang berbeda. Keduanya adalah Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: RSUD SMS Wonogiri Periksa Puluhan Baduta. Inilah Cara Mencegah Anak Stunting
Kedua aplikasi itu menggunakan instrumen dan metodologi yang berbeda, sehingga menghasilkan data berbeda pula. Alhasil, data yang muncul dari kedua sistem aplikasi itu justru membuat rancu dan membingungkan.
Bupati mencontohkan, angka stunting Kabupaten Wonogiri dari E-PPBGM berkisar 10,07 persen. Adapun angka stunting Kabupaten Wonogiri yang dihasilkan dari SSGI mencapai 18 persen.
"Ini kan jadi bingung. Hal seperti ini yang perlu dimintai kepastian," ujarnya.
Baca Juga: Apa Itu Stunting dan Penyebabnya Sehingga Bhabinkamtibmas di Sukoharjo Diberi Pembekalan?
Menurutnya, harus ada kepastian instrumen dan metodologi agar mampu menunjukkan kondisi riil di lapangan.
"Seperti apa Baduta (bayi di bawah dua tahun), bagai mana ibu hamilnya dan sebagainya. Mana yang akan dipakai acuan?" ujarnya.
Meski demikian, pihaknya lebih memfokuskan untuk membangun optimisme kepada seluruh perangkat kerja dan stakeholder agar dapat mengolaborasikan anggaran dalam penanggulangan stunting.
Baca Juga: Terdampak Hujan Abu Erupsi Merapi, Tujuh Sekolah Ini Tetap Gelar KBM Tatap Muka
Jumlah total anggaran yang dikucurkan untuk penanggulangan stunting Kabupaten Wonogiri mencapai Rp 16 miliar.
Pemkab Wonogiri menggunakan program Cinta Mutiara Keluarga untuk memetakan potensi stunting.
Menggunakan metode tersebut, pihaknya dapat memonitor dan memetakan stunting, mulai dari status ibu hamilnya, jumlah ibu hamil berisiko tinggi, jumlah Baduta kurang gizi, hingga potensi stuntingnya. Data itu dapat dilihat by name by address.
Artikel Terkait
Bangunan Permanen Menjamur di Bantaran Sungai Jenes, BBWSBS Diminta Tegas
Proliga 2023: Lumat STIN BIN, LavAni Bakal Jumpa Bhayangkara di Grand Final
Aktivitas Merapi Meningkat, Warga Lereng Merapi Aktifkan Ronda
BPPTKG Ingatkan Potensi Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunung Merapi
Tim Pandawa Polres Sukoharjo Bubarkan Pesta Miras dan Amankan Pengguna Knalpot Brong
Ribuan Masker Dibagikan, Tandon Air Bersih Dicek dari Dampak Hujan Abu Merapi di Selo