WONOGIRI, suaramerdeka-solo.com - Sejumlah warga Dusun Sendang RT 1 RW 8 Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri memanfaatkan maggot atau belatung untuk mengolah sampah organik.
Grup pengolahan sampah Oh-My Got yang merupakan binaan dari PT Kalbe Farma itu juga memproduksi pakan ternak dan pupuk organik hasil pengolahan sampah menggunakan maggot.
Matheus Dwi Pramono, Ketua Paguyuban Tirta Asri desa tersebut mengatakan, pengolahan sampah menggunakan maggot itu dilatarbelakangi banyaknya sampah yang memunculkan bau atau polusi udara.
Baca Juga: Budidaya Lalat Tentara Hitam, Lapas Klaten Berburu Sampah Organik Di Pasar Tradisional
"Banyak sampah, terutama kotoran ternak dan limbah dapur rumah tangga," katanya.
Mereka kemudian membudidayakan lalat Black Soldier Fly (BSF). Lalat-lalat itu dikembangbiakkan sehingga menghasilkan maggot atau belatung.
Selanjutnya, sampah-sampah organik, baik berupa kotoran ternak hingga sampah dapur dimasukkan ke dalam wadah bersama maggot.
Baca Juga: Maggot, Solusi Mengatasi Sampah Organik Rumah Tangga
"Kalau sampahnya besar, dicacah dulu. Lalu diberi cairan yang kami namai Aduhai untuk fermentasi sampah. Selanjutnya diberi maggot," terangnya.
Belatung-belatung tersebut akan mencerna sampah organik. Namun, sampah yang keras, seperti kulit buah dan sebagainya tidak ikut tercerna. Sampah yang tidak ikut tercerna itu akan digiling untuk diolah menjadi pupuk organik.
Di sisi lain, belatung-belatung mengeluarkan kotoran yang juga dimanfaatkan untuk campuran pupuk organik.
Baca Juga: Dikira Hanya Prank, Band Radja Sambangi LPSK Karena Diancam akan Dibunuh
"Sampah seberapapun, dalam hitungan jam akan hilang baunya. Bangkai ikan, ayam, sampai tikus mati akan hilang baunya. Ini bisa meminimalisasi polusi udara," terangnya.
Hasil pengolahan sampah menggunakan maggot juga berupa pakan ternak. Sebagian maggot akan diolah menjadi pelet pakan ternak/ikan, sebagian lagi dikembangbiakkan agar siklus hidup lalat terjaga.
Harga pakan ternak berbahan baku maggot berkisar Rp 7.000-7.500 per kilogram.
Artikel Terkait
Abu Erupsi Merapi Gagalkan Panen Cabai, Petani Selo Merugi
Todong Karyawan Alfamart Pakai Sabit, Warga Temanggung Dibekuk di Parkiran Masjid Al Aqsha Klaten
Terpapar Abu Erupsi, Puluhan Hektare Tanaman Kol dan Brokoli di Lereng Merapi Dipastikan Gagal Panen
Gaji Langsung Naik!! 464 PNS Klaten Terima SK Kenaikan Pangkat
HRV Milik Dokter Puskesmas Kebakkramat 1 Kacanya Dipecah, Laptop dan Dompet Dicolong Maling
Jelang Ramadhan, Makanan Kedaluwarsa dan Berkemasan Rusak Masih Beredar di Solo
PT KAI Gandeng Kantor Agraria untuk Pemetaan Aset Tanah di Wonogiri
Yayasan KBS Desak Pemerintah Berikan Gelar Pahlawan Nasional pada HM Soeharto