Telanjur Bangun Masjid Darurat Akibat Tergusur Tol Jogja-Solo, Uang Sewa Pengganti Tak Kunjung Cair

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Warga Dukuh Rejoso Desa Sambon Kecamatan Banyudono menghadapi ironi.

Ya, mereka telanjur membangun masjid darurat sebagai pengganti Masjid Al Fatakh yang tergusur tol Jogja-Solo.

Namun, biaya pembangunan masjid darurat yang bakal diberikan pihak pengelola tol sebagai uang sewa, tak kunjung cair.

Baca Juga: Terkepung Proyek Tol Solo-Jogja, Masjid di Desa Sambon Ini Belum Juga Dirobohkan. Ini Penyebabnya

“Pihak pengelola proyek tol, katanya akan memberikan uang Rp 15 juta untuk sewa rumah sebagai masjid sementara. Tapi uangnya belum juga cair hingga kini,” ujar Marwoto, salah seorang warga setempat.

Dia menjelaskan, sebenarnya Masjid Al Fatakh masih berdiri. Namun aksesnya sulit dijangkau warga karena kini terkepung unterchange proyek tol Solo-Jogja. Padahal, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadan.

Karena ada janji terkait uang sewa tersebut, maka pihak pengurus masjid lalu rembugan.

Baca Juga: Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Berutang Uang Makan Sampai Ratusan Juta

Disepakati, kalau menggunakan rumah sebagai masjid sementara itu kurang layak.

“Terus saya beri solusi. Membangun masjid darurat dengan menggunakan dengan atap terpal, menyewa brak (kajang) atau memindahkan kanopi masjid lama,” katanya, Senin (20/3).

Hingga kemudian, opsi pemindahan kanopi masjid yang dipilih.

Kanopi itu akhirnya dipasang di depan rumahnya. Ternyata dinilai tetap masih kurang. Maka dia lalu membeli besi dan atap galvalum.

Baca Juga: Utang Makan Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Akhirnya Dilunasi

Lalu, dindingnya menggunakan lapisan eternit dengan sekalian untuk menutupi halaman masjid. Jadi sewaktu-waktu jemaahnya membludak bisa digunakan.

Sedangkan, eternit dan baja ringan bisa digunakan untuk plafon ketika masjid permanen telah dibangun.