BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Tradisi padusan biasa digelar masyarakat, termasuk di wilayah Boyolali, menjelang Ramadan atau bulan puasa.
Masyarakat membersihkan diri dengan mandi di umbul atau pemandian agar bersih.
Ternyata tradisi padusan memiliki sejarah panjang sejak zaman dulu, seperti diungkapkan pegiat sejarah Boyolali, Surojo.
Menurut dia, padusan merupakan tradisi yang sudah berkembang pada masa Hindu.
Baca Juga: Ritual Siraman Tandai Tradisi Padusan Jelang Ramadhan di Boyolali
Saat itu, kaum ksatria yang akan melakukan ritual khusus biasanya membersihkan badan atau mandi terlebih dahulu.
Mereka mandi di sumber air yang ada. Harapannya, dengan melakukan mandi tersebut maka baik badan atau raganya menjadi bersih.
“Sehingga dengan diawali mandi tersebut maka ritual yang akan dijalani terkait peningkatan kesaktiannya atau ritual batin bisa berjalan lancar,” katanya, Selasa (21/3).
Baca Juga: Ritual Padusan Bakal Digelar Lagi di Pengging dan Tlatar
Setelah kejayaan masa Hindu surut dan berganti dengan kerajaan Islam, kegiatan mandi atau padusan tersebut tetap dilakukan masyarakat.
Jadilah tradisi padusan yang berasal dari kata adus atau mandi. Hanya saja, disesuaikan dengan kondisi yang ada. Di mana masyarakat mandi menjelang Ramadan atau bulan puasa.
“Karena dulu mandinya langsung di sumber air atau umbul, maka sekarang pun masyarakat tetap memilih padusan di sumber air atau pemandian,” jelas Surojo.
Baca Juga: Padusan di Kali Ujung Ala Anak-anak Desa Pandes Jelang Bulan Puasa
Ketua LDA Keraton Surakarta, Gusti Moeng mengatakan, tradisi padusan sudah diawali dari Keraton. Dan Umbul Ngabeyan, Banyudono yang digunakan untuk padusan masyarakat saat ini merupakan pemandian raja.
“Umbul ini dibangun oleh Pakubuwono X pada 1893-1939,” tuturnya.
Artikel Terkait
Sidak Kebutuhan Pangan Jelang Ramadhan, Bupati Sukoharjo: Stok Aman
Mantan Kasi Pemasaran PD BKK Bulu Ditetapkan sebagai Tersangka dan Ditahan
Ini Rencana Pemilik Warung Makan Usai Dapat Pelunasan Utang Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Utang Makan Tak Segera Dibayar Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pemilik Warung Kapok?
Ada Buka Puasa Kurma Asli UEA hingga Semaan Al-Qur’an di Masjid Raya Sheikh Zayed Selama Ramadan
Hujan Tangis Mengiringi Pemakaman Jenazah Syabda dan Ibu Anik Sulistyowati serta Nenek Hj.Karsi Di TPU Karaba
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh Pada Kamis 23 Maret 2023