Tradisi Padusan Jelang Ramadan, Begini Sejarahnya

- Selasa, 21 Maret 2023 | 13:44 WIB
Bupati M Said Hidayat melakukan siraman kepada Mas dan Mbak Boyolali menandai tradisi padusan di Boyolali. (SMSolo/Joko Murdowo)
Bupati M Said Hidayat melakukan siraman kepada Mas dan Mbak Boyolali menandai tradisi padusan di Boyolali. (SMSolo/Joko Murdowo)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Tradisi padusan biasa digelar masyarakat, termasuk di wilayah Boyolali, menjelang Ramadan atau bulan puasa.

Masyarakat membersihkan diri dengan mandi di umbul atau pemandian agar bersih.

Ternyata tradisi padusan memiliki sejarah panjang sejak zaman dulu, seperti diungkapkan pegiat sejarah Boyolali, Surojo.

Menurut dia, padusan merupakan tradisi yang sudah berkembang pada masa Hindu.

Baca Juga: Ritual Siraman Tandai Tradisi Padusan Jelang Ramadhan di Boyolali

Saat itu, kaum ksatria yang akan melakukan ritual khusus biasanya membersihkan badan atau mandi terlebih dahulu.

Mereka mandi di sumber air yang ada. Harapannya, dengan melakukan mandi tersebut maka baik badan atau raganya menjadi bersih.

“Sehingga dengan diawali mandi tersebut maka ritual yang akan dijalani terkait peningkatan kesaktiannya atau ritual batin bisa berjalan lancar,” katanya, Selasa (21/3).

Baca Juga: Ritual Padusan Bakal Digelar Lagi di Pengging dan Tlatar

Setelah kejayaan masa Hindu surut dan berganti dengan kerajaan Islam, kegiatan mandi atau padusan tersebut tetap dilakukan masyarakat.

Jadilah tradisi padusan yang berasal dari kata adus atau mandi. Hanya saja, disesuaikan dengan kondisi yang ada. Di mana masyarakat mandi menjelang Ramadan atau bulan puasa.

“Karena dulu mandinya langsung di sumber air atau umbul, maka sekarang pun masyarakat tetap memilih padusan di sumber air atau pemandian,” jelas Surojo.

Baca Juga: Padusan di Kali Ujung Ala Anak-anak Desa Pandes Jelang Bulan Puasa

Ketua LDA Keraton Surakarta, Gusti Moeng mengatakan, tradisi padusan sudah diawali dari Keraton. Dan Umbul Ngabeyan, Banyudono yang digunakan untuk padusan masyarakat saat ini merupakan pemandian raja.

Umbul ini dibangun oleh Pakubuwono X pada 1893-1939,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

35 Murid SD Rumpun Muslim Wisuda Tahfidz Quran

Minggu, 28 Mei 2023 | 19:59 WIB
X