Peringati Hari Air Sedunia, Siswa Sekolah Adiwiyata Belajar Memerti Air dari Petani

- Rabu, 22 Maret 2023 | 16:50 WIB
Para siswa sekolah adiwiyata mendengarkan penjelasan tentang memerti air dengan kearifan lokal di Bendung Bogor, Juwiring, Klaten, Rabu (22/3).(dok)
Para siswa sekolah adiwiyata mendengarkan penjelasan tentang memerti air dengan kearifan lokal di Bendung Bogor, Juwiring, Klaten, Rabu (22/3).(dok)

KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Siswa Sekolah Adiwiyata SMKN 1 Polanharjo dan SMPN 2 Klaten belajar kearifan dari para petani dalam mengelola sumber daya air di Bendung Bagor Kecamatan Juwiring, Klaten, Rabu (22/3/2023).

Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2023 atau World Water Day (WWD) bertema ‘Be The Change’ itu dilakukan di wilayah sub DAS Pusur, baik kawasan hulu, tengah sampai hilir.

Acara digelar berkat kolaborasi PT Tirta Investama-Pabrik Klaten, Pemdes Juwiring, Kecamatan Juwiring, Forum Relawan Irigasi Jogo Toya Kamulyan, Pusur Institute, Gita Pertiwi Solo, SHIND Jogja, LPTP Surakarta dan multistakeholder forum.

Baca Juga: Jelang Ramadan 1444 H, Kirab 21 Mata Air Awali Tradisi Padusan OMAC Klaten

Kegiatan fokus pada edukasi tentang kesadaran dan perubahan mindset terhadap pengelolaan sumberdaya air yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas.

‘’Mengelola sumber daya air seperti pesan spirit Jawa, Memayu Hayuning Bhawono, air sebagai harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijak dan dirawat bersama. Ini harus diturunkan pada generasi muda,’’ kata Martono, Ketua Forum Relawan Irigasi Jogo Toya Kamulyan.

Peringatan WWD 2023 terasa istimewa karena bertepatan menjelang Ramadhan 1444 H dengan tradisi padusan untuk mensucikan diri dan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Dalam agama Hindu, air perlambang Dewa Wisnu salah satu kekuatan Tri Murti (air, api dan angin).

Baca Juga: Superhero pun Ikut Padusan di Pengging, Banyudono

Rama Zakaria, Stakeholder Relation PT Tirta Investama-Pabrik Klaten mengatakan, peringatan WWD 2023 bertujuan menyebarluaskan model-model kearifan lokal merawat air yang dilakukan petani.

‘’Ini adalah upaya mempersiapkan kesadaran kolektif bagi pelajar dan masyarakat luas untuk belajar pada petani, ngangsu kawruh, nyantrik tentang pengelolaan SDA, pitutur orang tua kepada kaum muda,’’ ujar Rama.

Menurutnya, kegiatan itu sekaligus bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan PT TIV untuk mendorong pengelolaan keberlanjutan SDA sub DAS Pusur secara terintegrasi dari hulu, tengah sampai hilir.

Baca Juga: Tradisi Padusan Jelang Ramadan, Begini Sejarahnya

‘’Tidak bisa instan, butuh proses panjang. Di hilir ada model pertanian regeneratif digerakkan melalui revitalisasi Jogo Toya dari Forum Relawan Irigasi secara swadaya,’’ imbuh dia.

Upaya ini diinisiasi kelompok petani, Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) dan 7 yang memanfaatkan air dari Bendung Bagor.

Forum Relawan Irigasi mendorong komitmen 7 Pemdes untuk melegalisasi Perkades pengelolaan jaringan irigasi secara kolaboratif, sebagai solusi kelangkaan air di musim kemarau, perawatan jaringan irigasi dan pengendalian banjir di musim penghujan.

Baca Juga: Lantik 60 Pejabat Baru, Bupati Klaten: Jalankan Tugas Sesuai Sumpah

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stunting di Klaten Urutan 11 Terendah di Jateng

Jumat, 26 Mei 2023 | 06:00 WIB

7 ASN di Klaten Nyalon Kades, Dapat Izin Bupati?

Selasa, 23 Mei 2023 | 12:09 WIB
X