BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Wilayah Kecamatan Selo di lereng Merapi- Merbabu memiliki tempat bersejarah, namanya Goa Raja. Goa tersebut letaknya tersembunyi di sebuah bukit di Desa Samiran.
Konon kabarnya, goa tersebut sering menjadi tempat pertemuan rahasia Pangeran Diponegoro dengan raja Keraton Surakarta, PB VI saat Perang Jawa berkecamuk.
Selain untuk mengatur strategi melawan Belanda, peertemuan juga untuk menyuplai senjata dan logistik.
Baca Juga: Kakak Beradik Juara Lomba Dalang Cilik dan Remaja Wonogiri
"PB VI memang mendukung Diponegoro dalam Perang Jawa melawan penjajah Belanda,” ujar pegiat sejarah Boyolali, R Surojo, Minggu (7/11).
Karena tempatnya tersembunyi, maka pertemuan tidak bisa diketahui Belanda. Apalagi, PB VI dan Diponegoro memiliki penghubung yang lihai. Mulai dari Selo ke selatan di Drajidan dan Lanjaran yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Musuk.
"Kemudian disambung ke Kemalang, Klaten hingga Yogya. Setiap mau bertemu, peran penghubung ini sangat penting. Salah satu penghubung itu namanya Soijoyo yang juga ahli strategi."
Baca Juga: Akun Twitter Satlantas Polresta Banyumas Diretas. Mengunggah Konten Pornografi
Namun dengan kelicikannya, lanjut dia, maka Belanda bisa menangkap Pangeran Diponegoro dan PB VI. Pangeran Diponegoro ditahan di Makasar hingga wafatnya, Sedangkan PB VI dibuang ke Ambon dan dibiarkan hidup di suatu daerah terpencil.
Sehingga PB VI harus bertani untuk mencukupi kebutuhan makan sehari- hari. Meskipun demikian, perlawanan PB VI terhadap Belanda tak juga terhenti. Hingga kemudian PB VI ditembak mati oleh Belanda.
"Belanda dengan licik mengabarkan ke keraton kalau PB VI meninggal karena kejatuhan kayu di kapal. Namun siasat ini akhirnya terkuak bahwa sebenarnya PB VI ditembak. Makamnya kemudian dipindahkan ke Imogiri, Yogya tahun 1957."
Baca Juga: Kunjungi Keluarga Almarhum Gilang, Rektor UNS Kembali Sampaikan Permintaan Maaf
Kini, untuk mencapai Goa Raja cukup mudah. Sudah ada jalan aspal yang bisa dilalui kendaraan roda empat atau sepeda motor. Bahkan sudah dilengkapi pula tempat parkir. Jaraknya sekitar 1 km dari Lapangan Desa Samiran.
Dari tempat parkir, pengunjung harus jalan kaki menaiki tangga dari semen. Goa tersebut sebenarnya lebih mirip ceruk di pinggiran sebuah tebing yang curam. Lingkungan sekitar masih asri dengan aneka pepohonan menjulang tinggi. **
Artikel Terkait
Diresmikan, Patung PB VI Jadi Ikon Baru di Selo, Boyolali
Bupati, Wabup dan Ketua DPRD Boyolali Terima Gelar dari Keraton Surakarta
Pasar Wisata Ngatpaingan Kembali Buka. Transaksi Tak Pakai Rupiah Tapi Uang Benggol