ISI Surakarta-Kemenag Luncurkan Komik Madani Kampung Sukaraya dan Opera Tapak Santri

- Rabu, 10 November 2021 | 11:30 WIB
Rektor ISI Surakarta Dr I Nyoman Sukerna, SKar MHum saat memberikan sambutan dalam launching Komik Madani dan pentas opera Tapak Suci. (SMSolo/Evie K)
Rektor ISI Surakarta Dr I Nyoman Sukerna, SKar MHum saat memberikan sambutan dalam launching Komik Madani dan pentas opera Tapak Suci. (SMSolo/Evie K)

SOLO, suaramerdeka-solo - Kementerian Agama Republik Indonesia dengan ISI Surakarta meluncurkan Komik Madani “Kampung Sukaraya” dan pementasan opera bertajuk “Tapak Santri” di Teater Besar Jl. Ki Hajar Dewantara No. 19 Kentingan Surakarta.

Rektor ISI Surakarta Dr I Nyoman Sukerna, SKar MHum menyebutkan acara tersebut merupakan sinergi agama dan seni dalam upaya penciptaan karya-karya inovasi yang mengusung pesan kemanusiaan, moderasi, dan perdamaian.

Menurut Rektor, seni dipandang mampu menjadi medium yang dapat menyentuh, memengaruhi, dan melembutkan hati manusia.

Baca Juga: Atlet-atlet Sukoharjo Torehkan Prestasi di Ajang Peparnas XVI Papua

"Seni mampu mengasah kepekaan batin sehingga tergerak kesadaran untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan melindungi harkat dan martabat sesama," papar I Nyoman.

Rektor juga berkeyakinan bahwa seni tidak lagi berkutat dengan perbincangan tentang seni itu sendiri. Seni terbuka terhadap kolaborasi penelitian dan penciptaan lintas disiplin, untuk mewujudkan seni yang bermakna bagi setiap umat manusia.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Ini Sosok Dua Pahlawan Asal Solo Yang Terlupakan

Adapun Komik Madani berjudul "Kampung Sukaraya" bercerita tentang persahabatan tiga remaja, yang mempunyai latar belakang budaya keluarga yang berbeda, yaitu Mupid, Rangga, dan Jabir.

Tema komik Kampung Sukaraya berpijak dari sikap dasar moderasi beragama. Pertama, sikap beragama yang menjunjung tinggi nilai luhur dan harkat kemanusiaan, sikap beragama yang menjaga ketiga sikap beragama yang taat terhadap hukum dan peraturan perundangan lainnya.

Baca Juga: Ketua dan Wakil Ketua LSM Formas Sragen, Terkena OTT Tim Saber Pungli Sragen

"Sikap moderasi beragama ini sama halnya dengan merawat kebhinekaan Indonesia, kebhinekaan adalah pondasi NKRI sehingga merawat kebhinekaan adalah sama halnya dengan menjaga Indonesia."

Sementara karya seni pertunjukan “Tapak Santri” dibuat dalam bentuk pengkisahan secara kronologis (naratif).

Bahan garap yang digunakan berangkat dari historisme nyata perjalanan peran para santri Indonesia terutama dalam bagian kisah Ulama Jawi, H.O.S Tjokroaminoto, Sumpah Pemuda, Piagam Djakarta, dan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.

Opera “Tapak Santri” pun berpegang pada garap esensi nilai dan spirit perjuangan santri.

Baca Juga: Bank Sampah Desa Bentangan, Klaten Produksi Pupuk dari Sampah

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

13 Pengacara Bambang Tri Mulyono Mundur

Selasa, 21 Maret 2023 | 15:44 WIB

Jelang Pemilu, PKB Solo Siapkan 150 Hacker Muda

Selasa, 7 Maret 2023 | 14:56 WIB
X