Mudik ke Solo saat Nataru, Gibran: Tak Ada Kendaraan yang Putar Balik

- Selasa, 14 Desember 2021 | 07:02 WIB
Apel Bersama Kesiapan Nataru di halaman Balai Kota Surakarta, Senin (13/12/2021).  (SMSolo/dok)
Apel Bersama Kesiapan Nataru di halaman Balai Kota Surakarta, Senin (13/12/2021). (SMSolo/dok)

SOLO, suaramerdeka-solo.com – Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan jika tidak ada kendaraan pemudik yang akan Diputar Balik saat memasuki Kota Solo, saat libur Nataru.

Apalagi Pemerintah telah membatalkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tiga selama liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal itu disampaikan Gibran saat memimpin Apel Kesiapan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di Balai Kota Surakarta, Senin (13/21/2021).

Baca Juga: Nataru, Polda Jateng Siapkan 76 Pospam, Jaga Kawasan Wisata

“Pelaku perjalanan yang belum divaksin atau belum antigen, akan diarahkan ke pos pelayanan untuk dilakukan vaksin atau antigen dan tidak diperbolehkan putar balik. Saya ulangi lagi, tidak diperbolehkan putar balik,” tandas Gibran.

Guna mendukung rencana tersebut, Pemkot menyiapkan tes Covid-19 acak yang diselenggarakan bersama TNI dan Polri.

”Jika hasil random test menunjukkan hasil positif atau reaktif, akan segera ditangani Satgas Penanganan Covid-19.”

Baca Juga: Libur Nataru, Polda Jateng Aktifkan Kembali 8.600 Pos PPKM

Berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), imbuh Gibran, potensi perjalanan orang saat libur Nataru diperkirakan sebanyak 12,8 persen atau sekitar 19 juta orang.

Dari jumlah tersebut, 24,15 persen atau 4,8 juta orang diantaranya melakukan perjalanan ke wilayah Jawa Tengah.

”Solo menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang tidak pernah sepi dari daftar kunjungan. Baik sebagai kota transit maupun tujuan akhir bagi pemudik,” katanya.

Baca Juga: Pembatalan PPKM Level 3 saat Nataru, Gibran: Bisa Saja Aturan Pembatasan Kami Revisi

Karenanya, penerapan manajemen rekayasa lalu lintas akan disesuaikan kondisi dan kebutuhan, terutama di jalan alternatif atau lokasi pembangunan infrastruktur.

”Pantauan dan evaluasi manajemen rekayasa lalu lintas dilakukan secara berkala, untuk mengantisipasi masalah yang berpotensi viral,” jelas dia.*

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ramadan, 22 Masjid di Boyolali Digelontor Bantuan

Kamis, 30 Maret 2023 | 13:08 WIB
X