Solo, suaramerdeka-Solo.com – Rencana penataan koridor Gatot Subroto-Ngarsapura menyerupai Malioboro yang digagas Pemkot Surakarta, menuai penolakan dari sejumlah pedagang di Jalan Gatot Subroto.
Pedagang beralasan, penataan koridor Gatot Subroto-Ngarsapura itu berdampak negatif terhadap keberlangsungan usaha mereka.
Salah seorang pedagang, Eddy, mengaku ide penataan kawasan Pasar Pon mulai koridor Gatot Subroto hingga Ngarsapura yang menutup ruas jalan untuk lokasi night market akan merugikan pelaku usaha.
Baca Juga: Koridor Gatot Subroto-Ngarsapura Bakal Disulap Jadi Malioboro-nya Solo, Gibran: Untuk Wadahi UMKM
“Kalau mau ditutup terus bagaimana? Calon pembeli yang pakai mobil terus bagaimana? Pasti mereka nggak mau ke sini, apalagi kalau hujan,” tutur Eddy.
Belum lagi, imbuh pedagang makanan ringan tersebut, Jalan Gatot Subroto menjadi lokasi bongkar muat barang untuk toko-toko di kawasan setempat.
Rencana penyelenggaraan night market, dinilainya menyulitkan aktivitas bongkar muat tersebut serta menghambat akses calon pembeli ke pertokoan.
Baca Juga: Jembatan Jonasan Sudah Bisa Dilewati, Arus Lalu Lintas di Jalan Ir Juanda Solo Kembali Normal
Apalagi kawasan Gatot Subroto selalu ramai sejak pagi hingga pukul 22.00.
“Kalau Ngarsapura yang ditata mungkin masih bisa, karena kondisi jalan di sana beda dengan di Gatot Subroto.”
Pelaku usaha lain, Yuwono, mengutarakan keberatan serupa.
Baca Juga: Dosen dan Mahasiswa Konsumen Tertinggi Data Statistik
“Yang jelas soal akses pertokoan. Di sini tidak ada akses lain, selain pintu utama. Jadi kalau Jalan Gatot Subroto ditutup, kami kesulitan untuk keluar masuk,” tegasnya.*
Artikel Terkait
Peresmian Waduk Pidekso Urung di Tanggal Cantik
Ratusan Offroader Latihan Bersama di Hutan Kasawan Telawa, Boyolali
Seno Kusumoarjo Diapresiasi Sebagai Tokoh Integritas Boyolali
Sepuluh Anggota Polres Wonogiri Memperoleh Penghargaan
Kasus Prostitusi Online, Selebgram Ternama dan DJ asal Brasil Jadi Saksi Korban