SRAGEN, suaramerdeka-solo.com - Membuat burung hantu kerasan di pagupon atau di kandangnya ternyata tidak mudah.
Butuh bimbingan dari mentor yang biasa memasang pagupon dan burung hantu.
Untuk keperluan itu, perwakilan petani, perangkat Desa Celep, dan Camat Kedawung Kabupaten Sragen harus sekolah langsung ke Sri Wiji Astuti Petugas penyuluh Pertanian Lapangan di Sukoharjo, untuk menimba ilmu.
Baca Juga: Kawasan Pegunungan Ijen Didorong Kembangkan Kopi Organik. LPEI Bidik Pasar Dunia
"Saya harus mau terjun langsung mempelajari bagaimana memelihara burung hantu agar bermanfaat untuk memburu tikus," ujar Camat Kedawung Nugroho Dwi Wibowo menceriterakan pengalamannya studi banding ke Sukoharjo.
Setelah melihat hasil yang dilakukan di Desa Celep sejak setahun terakhir ini, lanjut Bowo, mengajak desa-desa lain mengikuti jejak Kades Celep yang memelihara burung hantu untuk mengendalikan tikus.
Baca Juga: Seberangi Sungai, Dump Truk Muatan Pasir Terseret Arus. Sopir dan Kernet Meninggal
Menurut Bowo, burung hantu ternyata suka memburu tikus betina. Malah kebetulan, karena semakin banyak tikus betina yang mati akan membatasi pertumbuhan perkembangbiakan tikus.
Selain mengendalikan hama tikus dengan mengandalkan burung predator, petani Desa Celep rutin melakukan gropyokan tikus. **
Artikel Terkait
Pemegang Hak Cipta Cukai Rokok Ajukan Gugatan Ganti Rugi
Sumbang Dana untuk Korban Erupsi Semeru, PSHT Ranting Ngrampal Tegaskan Bukan Minta di Lampu Merah
Desa Celep Sragen Gunakan Dana Desa untuk Pengadaan Burung Hantu Pemburu Tikus