SRAGEN, suaramerdeka-solo.com - Pemerintah Desa Poleng Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen tidak memiliki anggaran untuk membangun jembatan di Dukuh Singge.
Jembatan Poleng di Dukuh Singge menjadi sorotan pasca dua pesilat putri Pagar Nusa tercebur ke sungai dan satu korban meninggal, pada Selasa (18/1) malam.
Sekdes Poleng Susilo mengatakan, Pemerintah Desa belum mampu membangun jembatan yang layak, karena terkendala dana. Terlebih sungainya cukup lebar.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Tertinggi Sejak Oktober 2021
Sehingga di tempat itu hanya diberi gorong-gorong besar dan diatasnya disemen serta difungsikan sebagai jembatan.
"Lebar sungai 8 meter dengan panjang sekitar 25 meter. Pemdes hanya mampu memasang sejumlah gorong-gorong besar yang dijajar di atasnya disemen untuk difungsikan sebagai jembatan," ujar Sekdes.
Namun memang, di kanan kirinya tidak dilengkapi dengan pengaman. Kondisi tersebut memang membahayakan terlebih saat air sungai tinggi.
Baca Juga: Ditolak Pedagang, Gibran Siap Sosialisasi Ulang Pembangunan Sentra IKM Solo
"Sebelum kasus ini, belum pernah ada korban jiwa."
Sebelumnya, dua pesilat putri Pagar Nusa tercebur ke sungai saat melintasi Jembatan Poleng di Dukuh Singge RT 15 Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Selasa (18/1) Pukul 22.00 WIB.
Artikel Terkait
Komisi III DPRD Sragen Dukung Pengadaan Pagupon dan Burung Hantu dari Dana Desa
Banyak Peminat KIP Kuliah di Sragen, Gagal
Sragen Canangkan Dimulainya Vaksinasi Booster. Ini Syaratnya