BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Pandemi Covid-19 berimbas pada jumlah pendaftar haji di Boyolali yang menurun hingga 50 persen.
Menurut Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Asikin, sebelum pandemi rata-rata ada tiga ribu pendaftar haji dalam setahun
“Data 2019, sebelum pandemi, jumlah pendaftar haji tercatat sebanyak 3.102 orang. Tahun-tahun sebelumnya juga berkisar tiga ribu,” katanya, Kamis (3/2/2022).
Baca Juga: Hadapi Musim Haji 2022, Pemerintah Perhitungkan Tiga Opsi
Namun sejak pandemi, pada 2020 pendaftar haji tercatat 1.189 orang.
Kemudian 2021 naik sedikit menjadi 1.576 pendaftar.
“Selama dua tahun pandemi, Pemerintah Arab Saudi tidak membuka ibadah Haji bagi calon jamaah (calhaj) asal Indonesia. Sehingga waktu tunggu semakin lama, dari 28 tahun jadi 30 tahun,” tuturnya.
Terkait biaya haji, menurutnya masih sama, yakni Rp 25 juta.
Baca Juga: Daftar Tunggu Haji di Kabupaten Klaten Hingga 30 Tahun
Pendaftaran haji kini dilayani di gedung baru Kemenag Boyolali yang terletak di Jalan Pandanaran, Boyolali Kota.
"Belum ada kepastian, tahun ini bisa berangkat atau tidak. Kan tergantung Arab Saudi juga, kalau dibuka otomatis kami siap dan calhaj juga siap.”
Bagaimana dengan umrah?
Asikin menjelaskan, jamaah dari Boyolali belum ada yang berangkat.
Baca Juga: 1.150 Calon Jamaah Haji yang Gagal Berangkat Tahun 2020 Jadi Prioritas Musim 2022
Hanya ada 2-3 orang yang meminta surat rekomendasi untuk pembuatan paspor umrah pada minggu ini.
Artikel Terkait
Arab Saudi Beri Sinyalemen Buka Akses Umrah bagi Jemaah Indonesia
Antisipasi Varian Omicron, Isoter Asrama Haji Donohudan Tetap Disiagakan
Kabar Gembira, Mulai 8 Januari Kemenag Buka Pemberangkatan Ibadah Umrah
Akhirnya, 419 Jemaah Indonesia Berangkat Umrah
Menanti Dua Tahun, 47 Jamaah Umrah Sragen Diberangkatkan Ke Tanah Suci