Tiga Tahun Tak Panen, Padi Pelepasan 30 Burung Hantu Mulai Terasa Dampaknya

- Kamis, 17 Februari 2022 | 07:11 WIB
Petani Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten mengikuti pertemuan evaluasi serangan hama dan program IP 400.  (SMSolo/dok)
Petani Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten mengikuti pertemuan evaluasi serangan hama dan program IP 400. (SMSolo/dok)

KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Pelepasan 30 burung hantu untuk mengatasi serangan hama tikus di sentra produksi padi, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, kini mulai dirasakan dampaknya.

Burung hantu cukup efektif mengendalikan hama tikus.

Sebelumnya, serangan tikus membuat petani Desa Taji, Juwiring tak bisa menikmati panen padi selama tiga tahun berturut-turut.

Baca Juga: Pelestarian Habitat Burung Hantu Tyto Javanica Jadi Andalan Halau Hama Tikus

‘’Alhamdulillah pelepasan 30 ekor burung hantu ada dampaknya, saat ini serangan hama tikus agak berkurang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,’’ kata Camat Juwiring, Herlambang Joko Santoso, Kamis (17/2/2022).

Awal pekan ini, dilakukan pertemuan petani Desa Taji di aula Balaidesa Taji untuk membahas pendataan lahan program IP 400, evaluasi serangan hama tanaman dan praktek pembuatan pupuk organik cair (POC).

Sebelumnya, para petani Taji dibuat pusing oleh serangan tikus.

Baca Juga: Desa Celep Sragen Gunakan Dana Desa untuk Pengadaan Burung Hantu Pemburu Tikus

Sukimin (45) salah satu petani Desa Taji yang mengerjakan 12 patok sawah, masing-masing seluas 2.200 meter persegi itu pun merugi karena tak bisa menikmati panen.

‘’Sudah tiga tahun, hampir 4 tahun gak bisa panen karena serangan tikus. Akhir tahun ini bisa panen, alhamdulillah hasilnya lumayan bagus,’’ kata Sukimin yang juga Bendahara Kelompok Tani Makmur Desa Taji.

Beruntung sawahnya diasuransikan, sehingga saat gagal panen karena serangan tikus, bisa mendapatkan ganti rugi.

Baca Juga: Soal Burung Hantu, Perdes Celep dan Camat Kedawung Sragen 'Berguru' ke Sukoharjo

‘’Semula blas gak panen, lalu sawahnya diasuransikan sampai dapat pencairan klaim 3 kali. Lumayan bisa dapat Rp 1,2 juta, dananya dikelola kelompok dipotong untuk memperbaiki saluran irigasi untuk kepentingan petani,’’ ujar dia.

Bisa panen sangat menggembirakan petani.

Satu patok bisa menghasilkan sekitar 1,5 ton, dan dihargai Rp 6-7 juta.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Puluhan Karyawan Alfamart Klaten Ikuti Donor Darah

Selasa, 14 Maret 2023 | 11:15 WIB
X