BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Umat Hindu Desa Ngaru-aru, Kecamatan Banyudono, Boyolali bersiap menyambut Hari Raya Nyepi pada Kamis (3/3) mendatang atau Tahun Baru Saka 1944.
Untuk itu, Umat Hindu desa tersebut menyiapkan sebuah Ogoh- ogoh setinggi 4,5 meter.
Ogoh- ogoh akan dikirabkan pada saat Mecaru pada Selasa (2/3) sore yang menjadi rangkaian Hari Raya Nyepi. Usai kirab, ogoh- ogoh akan dibakar di depan Pura Bhuana Suci Saraswati desa setempat.
Baca Juga: Gempa Pasaman Barat Akibatkan Ratusan Bangunan Ambruk
"Kalau diizinkan oleh Satgas Covid-19, maka kirab akan mencakup sejumlah kampung. Namun kalau tidak, ya hanya sekitar pura saja,” kata, Ketua PHDI Desa Ngaru- aru, Heru Kuncoro, Jumat (25/2).
Kirab juga diikuti barisan obor. Kemudian di belakangnya, terdapat barisan musik tradisional atau kentongan.
"Kami ambil musik tradisional seperti kentongan. Kalau tidak ya bisa kelompok reog."
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina, Pemerintah RI Siapkan Rencana Evakuasi WNI
Dibakarnya ogoh- ogoh sebagai simbol pemusnahan butakala. Selain simbol kejahatan, ogoh-ogoh yang dibakar merupakan kekuatan alam yang misterius. Alam yang sebenarnya bersahabat bisa berubah menjadi malapetaka bagi manusia.
"Dengan adanya upacara- upacara ini, diharapkan alam kembali damai, harmonis. Dan termasuk Covid-19 bisa segera sirna agar kehidupan kembali damai."
Artikel Terkait
Waspada Lur, 74 Nakes di Boyolali Terpapar Covid-19
Gelar Aksi, Buruh Boyolali Tuntut Pencabutan Permenaker 2/2022
Protes Harga Wortel Anjlok, Ini yang Dilakukan Petani Wortel di Selo, Boyolali
Kelola Parkir Sirkuit, Dishub Boyolali Gandeng Warga