SUKOHARJO, suaramerdeka-solo.com - Jamu resmi masuk sebagai nominasi warisan budaya tak benda UNESCO.
Sidang verifikasi dan penetapan dokumen Intangible Cultural Heritage (ICH-02) nominasi UNESCO dilakukan di Kabupaten Sukoharjo secara luring dan juga daring.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani membuka acara yang dihadiri perwakilan dari UNESCO, Rabu (2/3/2022).
Baca Juga: OP Minyak Goreng, Pemkab Sukoharjo Gunakan Sistem Pemilu. Usai Beli, Jari Dicelupkan Tinta
Dalam kesempatan itu Bupati menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati yang berlimpah. Khususnya tumbuhan berkhasiat obat atau yang dikenal dengan jamu.
"Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan. Jamu telah dikenal sejak zaman nenek moyang sebelum pengobatan modern masuk ke Indonesia. Banyak resep racikan jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini," ungkap bupati.
Baca Juga: Tak Perlu Repot Antre lagi, RSUD Dr Moewardi Solo Sediakan Layanan Antar Obat ke Rumah Pasien
Kabupaten Sukoharjo, kata bupati merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan sentra penjualan jamu tradisional yang cukuo dikenal di Indonesia.
Pemkab Sukoharjo juga terus melestarikan jamu sebagai warisan budaya. Diantaranya dengan dicanangkannya Sukoharjo sebagai destinasi wisata jamu di Indonesia dan pencanangan Nguter sebagai Kampung Jamu, pembangunan Pasar Jamu Nguter serta Kafe Jamu, rekor Muri minum jamu massal dengan peserta terbanyak 15.080 pelajar.
Baca Juga: Feybe Fince Goni Menuntut Ganti Rugi Penggunaan Hologram pada Pita Cukai Rokok 2001 - 2020
"Pelatihan dan pembinaan jamu pada perajin jamu, memposisikan jamu sebagai minuman gaya hidup atau lifestyle melalui sosialisasi intensif, membuat kebijakan minum jamu bersama setiap hari Jumat bagi ASN, serta membuat batik Jamu Gendong dan dipakai setiap hari Jumat bagi seragam ASN Pemkab Sukoharjo."
Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, menyampaikan, kegiatan Verifikasi dan Penetaoan ICH-02 Nominasi Budaya Sehat Jamu UNESCO digelar di Kabupaten Sukoharjo karena Pemkab Sukoharjo sangat mendukung terhadap pelestarian jamu.
Baca Juga: Daud Yordan Positif Covid, Duelnya dengan Panya Uthok di Thailand,
Kepedulian yang diberikan pada jamu sangat besar sehingga Sukoharjo sangat pantas menjadi Kabupaten Jamu dan harus dikedepankan.
"Upaya untuk memasukkan jamu sebagai nominasi sudah dimulai sejak tahun 2013 dan membutuhkan proses yang panjang. Ratusan formulir yang harus diisi dan untuk kegiatan hari ini merupakan final dengan harapan jamu bisa lolos dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia," terang Dwi Ranny. **
Artikel Terkait
Upacara Mecaru di Banyudono, Boyolali. Usai Dikirab, Ogoh - ogoh Dibakar
Usai Tentukan GPH Bhre Jadi Raja, Pura Mangkunegaran Mulai Siapkan Jumenengan
Menaker: Pencairan Klaim JHT Kembali ke Permenaker Lama
Sebelum Terpilih Jadi Raja Mangkunegaran, GPH Bhre Kerap Tidur di Makam Ayahnya