Di Klaten, Beberapa Desa Tergenang, Delapan Rumah Rusak Tertimpa Pohon

KLATEN, suaramerdeka-solo.com - Hujan dengan intensitas lebat dan disertai angin kencang yang mengguyur sebagian besar wilayah Klaten, Rabu (16/3/2022), menyebabkan sejumlah kawasan tergenang.

Sejumlah pohon tumbang, serta tercatat delapan rumah rusak tertimpa pohon.

‘’Hujan deras disertai angin menyebabkan sejumlah kawasan terendam banjir, pohon tumbang dan rumah rusak tertimpa pohon. Langsung dilakukan penanganan relawan, warga BPBD, TNI/Polri dan warga,’’ kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Tanggul Kali Gamping Cawas, Jebol 15 Meter. 30 Hektare Sawah Tergenang

Hujan dan angin kencang yang terjadi di Kecamatan Karangnongko menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa 6 rumah Desa Demakijo, sehingga rusak ringan dan sedang.

Musibah itu mengakibatkan putusnya jaringan listrik PLN dan menutup akses jalan.

Data BPBD Klaten menyebutkan, rumah yang rusak tertimpa pohon adalah rumah Sutinah, pagar rumah Totok dan rumah keluarga Wiro Sumarto, Bambang, atap rumah Waloyo dan Slamet R, serta kandang sapi milik Christanto.

Baca Juga: Klaten Dilanda Angin Puting Beliung. Sejumlah Pohon Tumbang Menimpa Rumah

Di Desa Candirejo dan Desa Duwet, Kecamatan Ngawen, pohon tumbang yang menutup akses jalan dan merusak rumah milik Suwandi.

Hal sama terjadi di Dukuh Kopek, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Pohon tumbang menutup akses jalan dan merusak tempat usaha milik Marsan.

Di Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko angin kencang mengakibatkan pohon tumbang menutup akses jalan.

Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo pohon tumbang dan menutup akses jalan.

Baca Juga: Tanggul Kali Gamping Jebol, Bronjong Kawat dan 2.000 Karung Disiapkan

Sementara itu, curah hujan yang tinggi sekitar 3 jam menyebabkan sejumlah lokasi tergenang, antara lain 30 hektar sawah di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, akibat jebolnya tanggul Kali Gamping sepanjang 15 meter.

Pemukiman warga di Desa Kupang, Kecamatan Karangdowo juga tergenang akibat Sungai Blora meluap.