BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Boyolali ternyata bertambah.
Semula kasus ditemukan di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo. Namun data terbaru muncul kasus serupa di Desa Ngenden, Kecamatan Ampel.
“Awalnya ada 15 ekor sapi di Singosari, Mojosongo yang terpapar PMK, lalu ada lagi enam ekor ternak di Desa Ngenden, Ampel. Namun, saat ini kondisi ternak sudah membaik,” kata Bupati saat menerima kunjungan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Jumat (13/5).
Baca Juga: Rumah Bersejarah di Kota Solo, Ndalem Kusumobratan Disita Kejagung
Untuk Bupati meminta para peternak tetap tenang dan tidak panik. Jika menemukan adanya tanda ternak miliknya terkena PMK, agar secepatnya menghubungi dokter hewan terdekat.
Sehingga bisa diambil tindakan penyembuhan dengan pemberan suntikan.
Kabid Keswan Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Afiany Rifdania menambahkan, kasus di Singosari, Mojosongo terjadi pada 7 Mei lalu. Lalu pada 8 Mei ditemukan enam ternak terpapar di Ngenden, Ampel.
Baca Juga: Mentan: Masyarakat Jangan Panik, PMK Tidak Menular pada Manusia
“Terdiri dari tiga sapi dan tiga ternak kambing. Yang di Singosari, kondisinya sudah membaik. Sapi sudah mulai meningkat nafsu makannya.”
Artikel Terkait
Kecelakaan Sepur Kelinci Tewaskan Dua Penumpang, Dishub Boyolali: Sepur Kelinci Kendaraan Ilegal!
Antisipasi Penyebaran Wabah PMK Lewat Jogo Ternak
Wabah PMK di Boyolali, Sapi Dilokalisasi, Pasar Hewan Disemprot Disinfektan