SOLO, suaramerdeka-solo.com - Warga di sekitar Pasar Mebel Gilingan Solo menyoal keberadaan pedagang mebel di lingkungan permukiman mereka.
Sebab aktivitas pedagang tersebut dianggap merugikan warga.
“Aktivitas produksi yang dijalankan pedagang itu tidak ramah lingkungan. Menimbulkan polusi suara karena bising, cat thinner yang menyemprot ke mana-mana, sampai awul-awul gerinda yang menyebar ke mana-mana,” kata Ketua RT 1 RW 19 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Sopa Basari.
Baca Juga: Pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo Mulai Tempati Pasar Darurat
Belum lagi potensi kebakaran yang ditimbulkan dari aktivitas produksi mebel tersebut.
“Kami saja masih trauma kalau mengingat Pasar Mebel berkali-kali terbakar.”
Menurut Sopa, saat ini sejumlah pedagang Pasar Mebel tersebar di permukiman warga RW 18 dan 19.
Sebagian di antara pedagang menempati lahan dan halaman rumah mereka sendiri.
Baca Juga: Sumber Kebakaran Pasar Mebel Solo Terungkap. Bagaimana Ceritanya?
“Tapi sebagian lainnya menempati lahan warga. Ada yang awalnya hanya bilang pinjam untuk meletakkan barang-barang saja, tapi lama-lama memproduksi mebel di situ,” terang Sopa.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Akan Nikahkan Sendiri Adiknya dengan Anwar Usman, Penghulu Hanya Memandu
Wow Keren, UNS Raih 4-Star dari QS STAR
Isu Menara Masjid Sriwedari Bergoyang Bikin Heboh CFD Solo
Menara Masjid Sriwedari Bergoyang, Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari Solo: Warga Berhalusinasi