Kusumo menambahkan, banyaknya ragam dan jenis kuliner yang ada di Kota Solo, maka secara ekonomi juga akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dari sektor UMKM.
Baca Juga: Hadiri Final YIWS, Gibran: Sudah Saatnya Kembali Geber Kompetisi Bulutangkis
“Setelah hampir dua tahun setengah terpuruk akibat hantaman badai pandemi Covid-19, sekarang saatnya para pelaku UMKM khususnya bidang kuliner khas Solo bangkit,” tandasnya.
Kepala Diskominfo Pemkot Surakarta, Kentis Rahmawati mewakili Mas Wali sapaan akrab Gibran mengemukakan, dibanding dengan daerah lain, kuliner Kota Solo memiliki ciri khas tersendiri dan mudah berkembang.
“Bagi para penikmat kuliner, Solo mendapat julukan tempat ‘keplék ilat’ (goyang lidah-Red), sehingga tak heran kuliner apapun yang dijual di Kota Solo pasti laku,” kata Kempis mengutip sambutan tertulis Gibran.
Baca Juga: Cegah Penyebaran PMK, Pasar Hewan di Karanganyar Ditutup
Nasi liwet, lanjutnya, merupakan salah satu hidangan kuliner yang banyak terdapat di Kota Solo. Mulai dari kelas pedagang yang bersepeda keliling kampung, kaki lima, maupun kelas restoran.
“Saya salut kepada semangat teman-teman dari yayasan Forum Budaya Mataram yang ternyata, antusiasnya, kreatifitasnya, inovasinya begitu tinggi. Semangat yang dimiliki teman-teman dari FBM ini agar terus ditingkatkan,” kata Mas Wali dalam sambutan yang dibacakan Kentis.
Sebagai penutup rangkaian acara, panitia membagikan 1.000 ‘pincuk’ (wadah makanan terbuat dari daun pisang pengganti piring) nasi liwet gratis kepada masyarakat yang hadir di Plaza Balaikota. **
Artikel Terkait
Satu Jemaah Calon Haji asal Sragen Meninggal di Madinah
DPC PDIP Karanganyar Gelar Wayang Kulit dalam Rangka Bulan Bung Karno
Apel Siaga Vaksin di Sukoharjo, Mentan Menegaskan 800 Ribu Dosis Vaksin Disiapkan
Petugas Pemilu di Boyolali, Utamakan Anak Muda Melek IT
Lumayan, Tiga Awak Media Ketiban Rezeki di Event Fun Bike HUT Bhayangkara