SOLO, suaramerdeka-solo.com - Pemkot Surakarta belum bisa memastikan pelaksanaan perbaikan Jembatan Jurug, yang akan dilakukan Pemerintah Pusat tahun ini.
Pemkot masih harus menunggu mediasi dua kontraktor, yakni pelaksana proyek perbaikan Jembatan Jurug dan proyek perbaikan Jembatan Mojo, untuk mendapatkan kepastian renovasi itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Nur Basuki mengungkapkan, mediasi dua kontraktor itu adalah buah dari permohonan penundaan perbaikan Jembatan Jurug yang diajukan Pemkot kepada Pemerintah Pusat.
Baca Juga: Dikerjakan Bareng Dua Proyek Perbaikan Jalan, Perbaikan Jembatan Mojo Solo Berpotensi Picu Kemacetan
“Permohonan penundaan itu awalnya kami ajukan kepada kontraktor perbaikan Jembatan Jurug, karena proyeknya berbarengan dengan perbaikan Jembatan Mojo.
Dari usulan mundur enam bulan yang kami ajukan, mereka hanya bisa mundur tiga bulan karena mepetnya waktu pengerjaan. Kami lalu diarahkan kontraktor berkoordinasi langsung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” terang Basuki.
Konsultasi DPUPR dan Komisi II DPRD bersama Kementerian PUPR itu, lanjut Basuki, belum membuahkan hasil.
Baca Juga: Berpotensi Picu Kemacetan di Solo. Perbaikan Jembatan Mojo Diusukan Ditunda
“Belum ada keputusan. Jalan tengahnya, Jumat (24/6/2022) akan ada mediasi lagi untuk mempertemukan kontraktor perbaikan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug, agar bisa menghitung ulang masa pengerjaan yang diperlukan.”
Rencana perbaikan Jembatan Jurug dikhawatirkan Pemkot Surakarta akan memicu kemacetan di akses masuk Kota Solo dari arah timur, lantaran pada saat bersamaan Pemkot sudah berencana memperbaiki Jembatan Mojo.
Dalam skema rekayasa lalu lintas yang disusun pelaksana proyek, Jembatan Mojo merupakan salah satu jalur pengalihan utama kendaraan dari dan menuju Solo selama Jembatan Jurug diperbaiki.**
Artikel Terkait
Dua Jembatan Senilai Rp3 Miliar di Desa Krajan Weru Diresmikan
Seperti Apa Rasanya Berjalan di Atas Jembatan Kaca di Ketinggian 150 Meter?
Ini Aturan Penyembelihan Hewan Kurban di Kabupaten Boyolali
Kakek Sembilan Windu, Nekat Ngendat Pakai Tali Senar
Tenaga Penyuluh Pertanian Wonogiri Semakin Menyusut, Kini Hanya Ada 137 Orang