Bupati Klaten : Akhir Juli Kawasan Rawa Jombor Harus Kosong

- Rabu, 16 Juni 2021 | 14:24 WIB
BUpati Sri Mulyani memaparkan langkah yang akan diambil untuk memulai revitalisasi Rawa JOmbor di Pendapa Pemkab Klaten.(SMSolo/Merawati Sunantri) (Merawati Sunantri)
BUpati Sri Mulyani memaparkan langkah yang akan diambil untuk memulai revitalisasi Rawa JOmbor di Pendapa Pemkab Klaten.(SMSolo/Merawati Sunantri) (Merawati Sunantri)

KLATEN, suaramerdeka-solo.com - Revitalisasi Rawa Jombor di Desa Krakitan Kecamatan Bayat, akhirnya dilaksanakan. Pemkab berikan waktu hingga akhir Juli 2021 untuk kosongkan lokasi. 

Pemkab Klaten, Pemprov Jateng dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) akan segera melakukan penutupan jalan dan pengosongan lokasi dari seluruh kegiatan masyarakat, paling lambat akhir Juli 2021.

Hal itu ditegaskan Bupati Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Sosialisasi Revitalisasi Kawasan Rawa Jombor di Pendapa Pemkab Klaten, Rabu (16/6/21). Acara dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo, Kepala BBWSBS Agus Rudiyanto, Kepala Disporapar Jawa Tengah, Polres, Kodim, pejabat Pemkab, pengguna rawa, komunitas relawan dan instansi terkait.

Baca Juga: Genting Covid-19, Seluruh Lurah dan Carik di Polokarto Swab PCR

"Selama pelaksanaan revitalisasi untuk mengembalikan fungsi utama Rawa Jombor akan dilakukan penghentian seluruh aktifitas masyarakat di seluruh Rawa Jombor yang tidak terkait revitalisasi," tegas Bupati Sri Mulyani.

Para pengelola warung apung, keramba, pancingan dan perahu wisata diberikan waktu satu bulan hingga akhir Juli 2021 untuk mengangkat tempat usahanya dari rawa.

Untuk kelancaran revitalisasi yang menghabiskan dana Rp 53 miliar itu, akan dilakukan penutupan akses jalan dan penyediaan jalur alternatif untuk akses masyarakat.

Selama ini, eksplotlitasi yang dilakukan di Rawa Jombor banyak yang melanggar aturan, seperti PKL, bangunan semi permanen, keramba jala apung (KJA), pancingan dan lainnya. Semuanya akan ditata sesuai aturan yang ada, sehingga masyarakat tetap dapat menikmati keberadaan rawa.

Baca Juga: Lima Kecamatan Tertular dari Kudus, Klaten Gelar Penyemprotan Massal

"Ini adalah jawaban pada proses revitalisasi yang sudah dilakukan sejak 2019, kami sangat serius. Revitalisasi dan penataan akan mengembalikan rawa sebagai tampungan air dan irigasi pertanian, tak hanya di sekitar rawa tapi juga sampai ke Bayat dan Cawas."

Dia yakin rawa seluas 189.9 hektar itu akan menjadi destinasi wisata yang keren di Kabupaten Klaten. Sayangnya saat ini, ada 43 warung apung, 1200 keramba milik 300 orang yang mememuhi permukaan rawa. Satu orang punya banyak. Selain itu, ada 46 perahu wisata milik 32 orang, 137 PKL, bangunan semi permanen dan parkiran yang bikin macet,ΠΆΠΆ kata Bupati. **

Editor: Heru Susilo

Tags

Terkini

Stunting di Klaten Urutan 11 Terendah di Jateng

Jumat, 26 Mei 2023 | 06:00 WIB
X