SOLO, suaramerdeka-solo.com - Makin maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK) jelang Idul Adha membuat masyarakat semakin was-was.
Kekhawatiran itu tak lepas dari pertanyaan apakah daging hewan ternak yang sudah terinfeksi PMK masih aman atau tidak untuk dikonsumsi.
Pakar keamanaan pangan atau food safety Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Muhammad Zukhrufuz Zaman menegaskan PMK adalah penyakit yang bersifat nonzoonosis. Alias tidak ada transmisi dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Ganja Untuk Medis, MUI Akan Siapkan Fatwa
"Artinya, bagi manusia ini tidak masalah. Lain halnya dengan Covid-19. Penyakit itu sifatnya zoonosis, memang ada transmisi dari hewan ke manusia. Tapi untuk PMK ini tidak ada transmisi itu. Catatannya sampai saat ini belum ada yang signifikan tentang transmisi dari hewan ke manusia," jelasnya
Otomatis, daging yang didapatkan dari hewan yang terinfeksi PMK sebenarnya aman dikonsumsi.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ternak Terjangkit PMK di Sukoharjo Tembus 1.000 Kasus
Tapi Zukhrufuz menegaskan tidak semua bagian daging bisa dikonsumsi secara aman dari hewan ternak yang sudah terkena virus PMK. Bagian dagingnya, masih boleh dikonsumsi.
Tapi hindari bagian mulut atau cungur, bagian kaki atau kikil, bagian jerohan seperti babat, limpa, hati, dan lain sebagainya.
"Bagian-bagian itu perlu dihindari karena ada kemungkinan virus PMK beredar dan berkembang di organ tersebut. Sehingga sebisa mungkin tidak dikonsumsi bagian itu," paparnya.
Artikel Terkait
PMK Ternak di Sragen Mencapai 908 Kasus
Sapi Perah Desa Samiran Jadi Sasaran Perdana Vaksinasi PMK di Boyolali
Beberapa Ekor Sapi Pesanan Untuk Kurban di Klaten Mati, Karena PMK?
Antisipasi PMK, Peternak Sapi di Boyolali Gunakan Jamu Herbal