BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Puluhan blantik atau pedagang sapi dan peternak mendatangi Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, Selasa (5/6) pagi. Mereka mengeluhkan perpanjangan penutupan pasar hewan tersebut.
Padahal, mereka berharap pasar hewan terbesar di Jawa Tengah ini sudah dibuka lagi. Bahkan, sejumlah blantik terlihat membawa bronjong berisi kambing. Ada pula yang membawa belasan domba, pada hari pasaran pahing tersebut.
Namun, mereka kecele karena penutupan Pasar Hewan Jelok diperpanjang, bahkan dalam batas waktu yang belum ditentukan. Melihat pasar tutup, mereka-pun sekedar lewat dan kemudian putar balik.
Baca Juga: Tak Dipedulikan Keluarga, Napi Pencurian Mobil Mencoba Kabur dari Rutan Solo
Namun demikian, sejumlah pedagang sapi dan peternak tak langsung pulang. Mereka bertahan dengan duduk- duduk di ruko kayu yang kosong dan berbincang dengan Kepala UPT Pasar Hewan, Disperindag Boyolali, Sapto Hadi Darmono.
Para pedagang mengeluhkan perpanjangan penutupan pasar. Bahkan, tidak ada kepastian dibuka.
Selain itu mereka menuntut solusi agar para pedagang dan peternak tetap bisa mendapatkan rejeki guna menghidupkan kebutuhan dapur.
Baca Juga: Klaten Dapat Tambahan 500 Dosis Vaksin PMK
“Kita memastikan pasarnya buka atau tidak. Makanya kita cek ke sini. Ternyata diperpanjang sampai batas waktu tidak ditentukan. Jelas kami sangat keberatan kalau ditutup terus,” ujar pedagang dan peternak asal Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Taryono.
Tak hanya itu saja, tanggungan hutang bank yang diinvestasikan dalam bentuk sapi masih menjadi beban.
Pasalnya, empat induk sapi perah dan empat pedhet atau anakan sapi miliknya mati terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Baca Juga: Kabar Duka, Penyanyi 'Widuri' Bob Tutupoly Tutup Usia
“Sekarang ini orang ingon-ingon (beternak,red) sangkutannya sama bank. Sementara bank kan belum ada antisipasi, jadi kita ini semakin tercekik.”
Senada, pedagang sapi asal Brajan, Kecamatan Mojosongo, Purnomo menilai Pemkab sama sekali tak melibatkan pedagang dan peternak dalam penutupan pasar hewan. Bahkan, kebijakan yang diambil malah merugikan pedagang dan petani kecil.
“Harusnya pedagang, peternak dan petani dilibatkan. Kalau pasar tutup terus, gimana kita mau jual beli. Harusnya ada solusi, kalau kaya gini konyol namanya.”
Artikel Terkait
Hari Pertama Buka, Pasar Hewan di Klaten Sepi
Ini Tradisi Unik di Boyolali. Laku untuk Kurban, Sapi Diarak Keliling Kampung
Permintaan Sapi Kurban dari Luar Daerah Berdatangan
Wabah PMK Merebak, Ini Imbauan untuk Panitia Kurban
Wabah PMK Belum Terkendali, Penutupan Pasar Hewan Boyolali Kembali Diperpanjang
Asal Sehat, Hewan Kurban yang Belum Divaksin Tetap Boleh Disembelih