Perpanjangan Penutupan Pasar Hewan, Disnakan Bantah Tak Berpihak pada Pedagang dan Peternak Boyolali

- Rabu, 6 Juli 2022 | 14:32 WIB
Pedagang dan peternak sapi menyampaikan unek- unek terkait dampak penutupan pasar hewan kepada petugas Disperindag Boyolali.  (SMSolo/Joko Murdowo)
Pedagang dan peternak sapi menyampaikan unek- unek terkait dampak penutupan pasar hewan kepada petugas Disperindag Boyolali. (SMSolo/Joko Murdowo)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Curhat para pedagang dan peternak sapi yang menyatakan Disnakan Boyolali tak berpihak terhadap mereka, langsung disanggah.

Disnakan menegaskan, tak pilih kasih terkait langkah mengatasi dampak penyakit mulut dan kuku (PMK).

Demikian pula terkait penutupan pasar hewan, dilakukan untuk memudahkan penanganan PMK yang menyerang ternak, termasuk sapi.

Baca Juga: Kecewa, Puluhan Blantik Sapi di Boyolali Datangi Pasar Hewan Jelok

Penutupan pasar hewan didasarkan SK Kementan tentang penetapan daerah wabah,” jelas Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Rabu (6/7/2022).

Terkait sapi terpapar PMK, Lusi menjelaskan, penanganan dilakukan pada sapi yang dilaporkan sakit. Di mana setiap ada laporan, maka petugas segera turun melakukan pengecekan dan pengobatan.

“Ya, memang tak bisa serta-merta turun karena laporan yang masuk banyak sekali. Lha, mereka lapor tidak? Nek dinas kon meraba-raba ndi sing loro, ya berat. Pasalnya, yang lapor wae ngantri.”

Baca Juga: Wabah PMK Belum Terkendali, Penutupan Pasar Hewan Boyolali Kembali Diperpanjang

Dia menguraikan, ketika ada sapi milik peternak yang dilaporkan sakit, lalu Disnakan melakukan pengecekan dan pengobatan gratis bagi peternak rakyat. Sedangkan peternak perusahaan, Dinas hanya membantu mengecek dan menyuntikkan obat.

“Karena kalau (perusahaan) ternaknya 200-300 ekor, ya peternak yang punya 2 dan 3 gak kebagian obat. Kami juga membuat laporan harian ke atas. Tapi kan karena sebagian besar masyarakat kita peternak, ya mungkin tidak tersentuh dalam sekali aksi. Memang harus antre,” tandas Lusi.

Terpisah, Sekda Boyolali Masruri mengakui, imbas penutupan pasar hewan tak hanya merugikan pedagang.

Baca Juga: 1.900 Dosis Vaksin PMK Telah Disuntikkan di Boyolali

Pemkab Boyolali juga ikut rugi karena tidak ada pemasukan dari retribusi masuk. Pihaknya meminta masyarakat untuk bersabar.

Sebab, solusi penanganan PMK terletak dengan penggencaran vaksinasi. Sedangkan jual beli hewan kurban bisa dilakukan di kandang, tidak harus ke pasar. Terpenting, ternak harus benar- benar sehat.

Dia menegaskan, penutupan pasar hewan dasarnya SK Kementan yang menyatakan Boyolali masuk wilayah wabah.

Baca Juga: Klaten Dapat Tambahan 500 Dosis Vaksin PMK

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Baznas Gulirkan Bantuan ZChicken, Ini Tujuannya

Kamis, 25 Mei 2023 | 08:56 WIB
X