KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Di era tsunami informasi seperti sekarang ini, media sosial berkembang sedemikian pesat dan arus informasi tak bisa dibendung serta begitu cepat tersebar luas.
Sayangnya tak semua informasi yang disajikan kadang hoax alias bohong. Untuk itulah, pers dan media mainstream harus menjalankan perannya untuk menyampaikan informasi yang benar, dengan tetap menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat, mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat.
Baca Juga: Uniknya Asal Nama Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Boyolali. Ternyata Berasal dari Kata Ini
Hal itu ditegaskan dosen Lemhanas RI, Dra Dwi Hernuningsih, MSi pada Workshop Peningkatan Kompetensi Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) Di Lingkungan Pemkab Klaten di Resto Banyoe Oerip Klaten.
Pada acara yang diadakan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Klaten itu, dia mengajak para jurnalis untuk menyajikan informasi yang berkualitas, jujur, dan berdasarkan fakta. Insan pers dalam menjalankan tugasnya terikat Kode Etik Jurnalistik.
“Di era tsunami informasi ini, media mainstream harus mampu menyuguhkan informasi yang lebih berkualitas, sumbernya jelas, dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak asal kutip sana sini,” katanya.
Kabid Komunikasi dan Statistik Diskominfo Klaten, Totok Gantoro mengatakan, workshop mengambil tema “Jurnalisme Lokal Di Era Disrupsi Global Untuk Keutuhan NKRI” itu diikuti sekitar 30 peserta terdiri atas tenaga bidang komunikasi Diskominfo dan insan pers.
Baca Juga: Ribuan Relawan Klaten Bersih-bersih Sungai Bagor sampai Sungai Ujung
Ada dua pembicara yang didatangkan, yakni tenaga profesional Lemhanas RI, Dra Dwi Hemuningsih, MSi dengan materi “Membangun Insan Jurnalistik Masa Kini Yang Berkebangsaan” dan Joko Priyono dari Diskominfo dengan materi “Pers Yang Selalu Berpihak Kepada Kebenaran Dan Menjunjung Tinggi Keadilan”.
Sementara itu, Joko Priyono dari Diskominfo mengulas jurnalistik dikaitkan dengan kaidah agama, yang mana jurnalis dipandang sebagai profesi mulia, menegakkan keadilan dan bisa mendatangkan kebaikan.
Baca Juga: Begini Kronologis Cekikan Rizky Billar versi Pengacaranya
Humas Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Klaten itu menilai, tulisan seorang jurnalis yang jujur dengan sesuai kaidah jurnalistik, akan bisa mencatat peristiwa dan menjadi sejarah sehingga ketika seseorang mati, karyanya akan tetap dikenang.
Dia mengutip beberapa surah dalam Alquran dan hadits yang mengulas tentang pena, yang kini goresan pena di masa lalu itu bisa menjadi tuntunan dan pelajaran bagi orang-orang generasi mendatang.
Baca Juga: Sabet Medali Emas di Olimpiade Sains, Ini Rahasia Murid SD Muhammadiyah PK
Artikel Terkait
Pengurus PWI Solo Periode 2022-2027 Dilantik, Pers Harus Jadi Penjernih Informasi di Tengah Disrupsi Media
Desy Ratnasari Terkulai Lemas di Rumah Sakit
Waspada! Krisis Global Berimbas Kenaikan Kredit Bermasalah di BPR
Korban Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Alami Pendarahan di Mata
Disebut Nonmuslim, Video Farel Prayoga Salat Membuat Heboh