Tidak Ingin terjebak Paham Radikal, Ini Tiga Hal yang Perlu Diwaspadai

- Jumat, 14 Oktober 2022 | 15:40 WIB
 Jajaran pimpinan UNS dan Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof Dr Irfan Idris berfoto seusai kuliah umum.  (SMSolo/Evie K)
Jajaran pimpinan UNS dan Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof Dr Irfan Idris berfoto seusai kuliah umum. (SMSolo/Evie K)

SOLO, suaramerdeka-solo.com - Sedikitnya ada tiga hal yang perlu diwaspadai dalam pola berpikir tertentu yang mengarah pada radikalisme.

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Dr. Irfan Idris mengemukakan, ketiga hal tersebut yakni radikal ideologis.

Tipe ini mendebat sistem ideologi Pancasila, namun melakukan tanpa kekerasan. Kedua, radikal aksi. Tipe ini berkaitan dengan demonstrasi dengan ancaman.

Baca Juga: Mahfud MD: Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan dari yang Beredar di Televisi dan Medsos

Terakhir, radikal terorisme. Tipe ini berupaya mengubah sistem ideologi dengan kekerasan senjata.

“Marilah kita belajar agar jangan mudah terpapar. Karena paham paham radikalisme itu sering disusupkan dalam berbagai kegiatan,” tutur Prof Irfan Idris dalam kuliah umum yang digelar bekerjasama dengan BNPT.

Baca Juga: Rumah Politikus Wanda Hamidah Digusur. Ini Penyebabnya

Tema yang diusung yakni "Merawat Nilai-Nilai Kebangsaan untuk Mencegah Bahaya Terorisme dan Radikalisme". Kuliah umum bertempat di Gedung Auditorium UNS.

Prof. Idris dalam kuliah umumnya menjelaskan terorisme sebagai perbuatan yang menggunakan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas.

Baca Juga: Kasus Suami Bunuh Istri di Boyolali, Keluarga Korban: Hutang Pati Harus Nyaur Pati!

Hal itu juga dapat menimbulkan korban massal atau kerusakan terhadap objekvitas strategis.

Ia mengemukakan ada tiga hal pula yang wajib diwaspadai dalam gerakan terorisme. Yang pertama perekrutan baik secara langsung maupun melalui media sosial. Kedua, pendanaan teroris. Terakhir, pelatihan militer.

Baca Juga: Kapolda Jatim Irjen Teddy Minahasa Ditangkap, Begini Respon Kapolri

Lebih lanjut, Prof. Idris juga mengajak para peserta yang hadir untuk banyak membuka ruang diskusi yang majemuk dan menghimpun beragam pendapat.

Diskusi yang homogen dan hanya bersumber pada satu guru berisiko pada terpaparnya paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

13 Pengacara Bambang Tri Mulyono Mundur

Selasa, 21 Maret 2023 | 15:44 WIB

Jelang Pemilu, PKB Solo Siapkan 150 Hacker Muda

Selasa, 7 Maret 2023 | 14:56 WIB
X