Masjid Al Mukhayat Klaten Gelar Pelatihan Merawat Jenazah. Siapa Takut?

- Senin, 7 November 2022 | 07:04 WIB
Masjid Al Mukhayat di Desa Sumberejo, Klaten Selatan menggelar pelatihan merawat jenazah.  (SMSolo/Merawati Sunantri)
Masjid Al Mukhayat di Desa Sumberejo, Klaten Selatan menggelar pelatihan merawat jenazah. (SMSolo/Merawati Sunantri)

KLATEN, suaramerdeka-solo.com – Masjid Al Mukhayat di Desa Sumberejo, Klaten Selatan menggelar pelatihan perawatan jenazah, Minggu (6/11/2022).

Pelatihan yang diadakan Takmir Masjid Al Mukhayat itu diikuti puluhan jamaah Masjid Al Mukhayat dan jamaah masjid di Sumberejo, Klaten Selatan.

Ketua Takmir Masjid Al Mukhayat Muhammad M Pamungkas mengatakan, memberi perawatan yang layak terhadap seseorang saat meninggal merupakan salah satu kewajiban kepada sesama manusia.

Baca Juga: Hari Ini Jenazah Santri Pondok Gontor Diautopsi, Polisi Periksa 16 Saksi

Masih banyak yang belum mengerti bagaimana merawat orang yang sudah meninggal hingga memakamkannya, secara benar sesuai syariat Islam. Selain itu, banyak yang takut merawat jenazah.

“Merawat jenazah merupakan salah satu aktivitas sosial yang tidak populer di masyarakat. Sehingga banyak yang belum paham bagaimana merawat jenazah yang benar sesuai tuntunan agama Islam,” kata Pamungkas.

Untuk itu, takmir menyelenggarakan pelatihan perawatan jenazah yang diikuti jamaah Masjid Al Mukhayat dan perwakilan takmir masjid lain di Desa Sumberejo.

Baca Juga: Tambah Area Parkir Masjid Sheikh Zayed Solo, Kantor Denbekang Segera Dibongkar

Pelatihan berlangsung di masjid yang berada di dekat perempatan Bendogantungan itu, dipandu Ustad Suwardi dari Bagian Kerohanian Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten.

Menurut Suwardi, merawat jenazah dimulai dengan memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan.

Sebenarnya tidak menakutkan, meski banyak yang takut. Peserta melihat cara memandikan yang diperagakan dengan boneka.

Baca Juga: Terbakar, Kubah Masjid Raya JIC Ambruk

‘’Untuk memandikan jenazah, sama seperti mandi biasa. Penyiraman air dan pembersihan mengikuti urutan orang berwudhu, dimulai dari bagian kanan tubuh,’’ kata Suwardi.

Setelah bersih, selanjutnya jenazah harus diberi “pakaian” untuk menutup auratnya berupa kain kafan tanpa jahitan. Untuk laki-laki menggunakan 3 lapis kain, sedangkan perempuan 5 lapis kain kafan.

Saat praktek, Suwardi menawarkan siapa yang mau jadi relawannya, semua terdiam gak berani. Tiba-tiba, Irfan salah satu remaja masjid maju menjadi relawannya.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Puluhan Karyawan Alfamart Klaten Ikuti Donor Darah

Selasa, 14 Maret 2023 | 11:15 WIB
X