SRAGEN, suaramerdeka-solo.com - Masih banyak keluarga miskin (gakin) di Kabupatan Sragen, belum terkaver Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai penerima bantuan iuran (PBI) yang bersumber dari APBN.
Padahal keluarga miskin itu masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Guna memudahan gakin terkaver JKN PBI yang bersumber dari APBN, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen membuat inovasi Sistem pendaftaran kepesertaan Penerima Bantuan Iuran Daerah (Sipentura).
Baca Juga: Kades dan Istrinya Meninggal akibat Covid 2021 lalu, Desa Trosemi Gelar Pilkades PAW. Ini Hasilnya
"Inovasi Sipentura memudahkan gakin ikut JKN PBI,'' terang dr Nengah Adnyana Oka Manuaba saat dihubungi, Rabu (9/11).
Dikatakan setiap tahun Dinkes memiliki anggaran Jaminan kesehatan (Jamkes) dan bantuan kesehatan untuk gakin.
Jamkes itu digunakan untuk membantu keluarga miskin yang sudah masuk DTKS, namun belum terekomendasi JKN dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Baca Juga: Lesti Kejora Dikabarkan Hamil Anak Kedua dengan Rizky Billar?
Sebagian gakin di DTKS itu, lanjut dr Nengah Adnyana Oka sudah mendapat fasilitas JKN dengan PBI APBN. Namun ada sebagian gakin di DTKS yang belum masuk ke PBI APBN.
"Untuk gakin yang masuk DTKS namun belum masuk dalam JKN PBI APBN itu yang membutuhkan jamkes dari BPJS Kesehatan menjadi tugas Dinkes dengan program PBI Daerah."
Baca Juga: Patroli Angkringan, Kapolres Sukoharjo: Kalau Ada Gangguan Kamtibmbas Hubungi Nomor Ini
Dulu, kata Nengah, proses kepesertaan agak repot, karena gakin yang membutuhkan PBI daerah datang mendaftar ke Kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen.
Dengan cara itu mengakibatkan kepesertaan PBI daerah serapannya sedikit, sehinga dananya menjadi silpa setiap tahunnya. Hal itu berimbas pada capaian universal health coverage (UHC) di Sragen masih rendah.
Baca Juga: MotoGP 2022: Kritik Tajam Terhadap Tim Yamaha
"Untuk menggapai capaian UHC lebih tinggi dibuatlah Inovasi Sipentura, untuk memudahkan masyarakat," ungkapnya.
Artikel Terkait
Pelatih-Pelatih Muda Menerpa Panasnya Atmosfer Piala Dunia Qatar 2022
Ini Alasan Mahasiswa Sains Wajib Mahir Public Speaking
Bayarannya Rp 750 Ribu, Begini Kronologi Pembuatan Video Syur 'Kebaya Merah' yang Viral
Unisri Gelar ICTESS IV, Hadirkan Pembicara dari 4 Negara
Ada Ular Cobra di Komplek Rumah Anda, Jangan Panik! Ini Pesan Damkar Sukoharjo