Ada Gajah Purba yang Hidup 800.000 Tahun Lalu di Museum Karst Indonesia Wonogiri

- Senin, 21 November 2022 | 11:11 WIB
Para pengujung melihat replika fosil kerangka gajah purba di Museum Karst Indonesia, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. (SM/Khalid Yogi) (SMSolo/Khalid Yogi)
Para pengujung melihat replika fosil kerangka gajah purba di Museum Karst Indonesia, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. (SM/Khalid Yogi) (SMSolo/Khalid Yogi)

Wonogiri, suaramerdeka-solo.com - Replika fosil kerangka Gajah Purba kini menghiasi Museum Karst Indonesia di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Di sampingnya juga ada replika fosil kerangka babi hutan. Koleksi baru itu terpajang di lantai 1, dekat pintu utama museum tersebut.

Gajah Purba itu merupakan spesies stegodon florensis dengan panjang empat meter dan tinggi lebih dari dua meter.

Baca Juga: Viral, Video Siswa SMP Ditilang Polisi Mengamuk dan Maki-maki Polisi

Spesies tersebut diperkirakan pernah hidup sekitar 800.000 tahun yang lalu di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Replika kerangka Gajah Purba dan babi hutan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Di sisi lain, bagian dalam museum yang pernah diterjang banjir 2017 silam kini sudah diperbaiki.

Baca Juga: Rangkaian Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 Selesai, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin

Koleksi berbagai jenis bebatuan karst dan diorama kehidupan kawasan karst tersaji di dalam museum. Beberapa diorama menggambarkan kehidupan sosok manusia purba ratusan ribu tahun yang silam.

Kepala Museum Geologi Kementerian ESDM Isnu Hajar Sulistiyawan mengatakan, Day at The Museum digelar di Museum Karst Indonesia, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Sabtu-Minggu (19-20/11).

Baca Juga: Enner Valencia Rusak Euforia Tuan Rumah Qatar, Fans Qatar Tinggalkan Tribune

Event tersebut untuk menyampaikan kepada masyarakat, bahwa Museum Karst Indonesia sudah buka sepenuhnya.

Museum itu sempat tutup karena rusak diterjang banjir tahun 2017 silam. Setelah direnovasi, museum sempat buka, namun terpaksa ditutup kembali karena adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Tanpa Karim Benzema, Peraih Ballon d'Or 2022. Timnas Prancis Kelimpungan cari Pengganti

Dia ingin museum mempunyai daya tarik sehingga banyak dikunjungi. Adapun event-event yang digelar diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung, namun juga membawa multiplyer effect kepada masyarakat sekitar.

"Dengan adanya event-event seperti ini, pengunjung meningkat. Selain itu ada multiplyer effect, perputaran uang dan roda perekonomian meningkat," ujarnya.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Guru P3K di Wonogiri Cabuli Anak SMP Hingga Ngidam

Selasa, 7 Maret 2023 | 20:44 WIB
X