SOLO, suaramerdeka-solo.com - Presiden Jokowi mengingatkan tokoh-tokoh yang kerap disebut sebagai bakal capres dan cawapres untuk menjaga tensi politik.
Presiden juga berpesan agar mereka tidak mengusung isu SARA dan politisasi agama menjelang Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Munas XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) 2022 di Hotel Alila Solo, Senin (21/11/2022).
Baca Juga: Gempa Cianjur, PMI Mencatat 40 Anak Meninggal Dunia
“Politisasi agama? Hindari ini. Lakukan politik-politik gagasan, politik ide, tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas,” tandasnya.
Menurutnya, isu SARA dan politisasi agama rentan memecah belah bangsa. “Kita sudah merasakan dan itu (dampaknya) terbawa lama. Ini sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam.”
Baca Juga: Korban Meninggal Gempa Cianjur Menjadi 20 orang
Seremoni pembukaan Munas Hipmi itu turut dihadiri sejumlah tokoh, yang digadang-gadang masuk dalam bursa capres dan cawapres dalam Pilpres 2024.
Mereka adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Luar Biasa, Siswa MIM PK Kateguhan, Sawit Boyolali Ciptakan Robot Sampah Bicara
Hadir pula Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
“Saya hanya titip kepada calon-calon presiden, calon-calon wakil presiden yang juga hadir di sini. Saya tidak mau sebut siapa. Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti saat ini, kita harus menjaga kondusivitas situasi politik tetap adem. Kalau nggak bisa, paling banter ya anget tapi jangan panas,” kata Presiden.
Baca Juga: Gempa Bumi Cianjur Tidak Berpotensi Tsunami. 14 orang Dilaporkan Meninggal
Orang nomor satu di Indonesia itu beralasan, stabilisasi politik diperlukan lantaran persiapan Pilpres 2024 dibayangi prediksi krisis ekonomi global yang melanda dunia pada tahun depan.
“Saat ini sudah ada 14 negara yang menjadi pasien International Monetary Fund (IMF). Saat krisis ekonomi 1997-1998, ada lima negara yang dibantu IMF itu saja sudah geger. Belum lagi 28 negara antre di depan pintunya IMF dan diperkirakan sampai 66 negara,” urai Jokowi. **
Artikel Terkait
Viral, Video Siswa SMP Ditilang Polisi Mengamuk dan Maki-maki Polisi
Ada Gajah Purba yang Hidup 800.000 Tahun Lalu di Museum Karst Indonesia Wonogiri
Didukung INDACO, Dinding Lapas Kelas II A Yogyakarta Jadi Cantik dengan Aneka Grafity
Ribuan KK dan Belasan Sekolah di Sukoharjo Terdampak Banjir. Pagar SMPN 2 Weru dan SDN 3 Karangwuni Jebol
Imbas Pandemi Covid-19, 115 Calon Jamaah Haji Boyolali Mengundurkan Diri