Petani Guwokajen Keluhkan Kerusakan Saluran Irigasi Bopotro di Boyolali

- Rabu, 30 November 2022 | 13:48 WIB
Petani Desa Guwokajen, Sawit, Boyolali bergotong royong menambal saluran irigasi yang rusak dengan karung berisi tanah.  (SMSolo/dok)
Petani Desa Guwokajen, Sawit, Boyolali bergotong royong menambal saluran irigasi yang rusak dengan karung berisi tanah. (SMSolo/dok)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Sejumlah petani di Desa Guwokajen Kecamatan Sawit, Boyolali mengeluhkan kerusakan saluran irigasi Bopotro, desa setempat. Saluran tersebut rusak di beberapa titik, sehingga air merembes.

“Mengalirkan air jadi sulit, untung saja saat ini musim hujan. Sehingga petani tak begitu repot mendapatkan air,” ujar Joko (34) salah satu petani, Rabu (30/11).

Dia menjelaskan, kerusakan tersebut sudah terjadi beberapa waktu lalu. Hanya saja, hingga kini belum ada perhatian dari jajaran terkait. Dikhawatirkan jika tak segera diperbaiki, kerusakan semakin parah.

Baca Juga: Malam-malam Daihatsu Ayla Terperosok Saluran di Mojolaban, Bagaimana Ceritanya? Ini Kronologinya

“Dulu pernah rusak dan diperbaiki, tetapi kini rusak lagi,” tuturnya.Sejumlah petani di Desa Guwokajen Kecamatan Sawit, Boyolali mengeluhkan kerusakan saluran irigasi Bopotro, desa setempat. Saluran tersebut rusak di beberapa titik, sehingga air merembes.

Petani lain, Iyon (28) menambahkan, sejumlah petani, utamanya pemilik sawah yang mendapatkan air dari saluran tersebut sudah bergotong royong melakukan perbaikan secara darurat. Yaitu dengan menutup bagian yang rusak dengan kantong plastik berisi tanah.

“Namun, karena sifatnya darurat ya penggunaannya tidak bisa maksimal.”

Baca Juga: Dapat Dana Hibah, Desa Canden Bangun Saluran Irigasi Pertanian

Dia berharap, kerusakan saluran irigasi tersebut segera mendapatkan perhatian. Sehingga tidak semakin menyulitkan petani saat datang kemarau.

“Ada belasan petak sawah yang bergantung pada saluran irigsi tersebut. Kalau tak segera diperbaiki, maka petani bakal semakin sulit mendapatkan air,” ujarnya.

Dia menambahkan, lokasi saluran irigasi yang rusak tersebut kebetulan agak jauh dari jalan. Sehingga perbaikan membutuhkan biaya lebih besar.

Baca Juga: Jasad Pria Tanpa Identitas di Saluran Air, Gegerkan Warga Semarang

Sebab, material tak bisa diangkut mobil atau kendaraan hingga lokasi saluran yang rusak.

“Material batu dan pasir harus dibawa sedikit demi sedikit dengan dipanggul hingga lokasi yang letaknya di tengah areal pesawahan,” ungkapnya.**

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X