Anak Difabel Wonogiri Masih Kesulitan Mengakses Fasilitas Terapi

- Kamis, 15 Desember 2022 | 20:10 WIB
  Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wonogiri Kurnia Listyarini menyerahkan bantuan kepada anak difabel di pendapa Kabupaten Wonogiri, Kamis (15/12). (SM/Khalid Yogi) (SMSolo/Khalid Yogi)
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wonogiri Kurnia Listyarini menyerahkan bantuan kepada anak difabel di pendapa Kabupaten Wonogiri, Kamis (15/12). (SM/Khalid Yogi) (SMSolo/Khalid Yogi)

WONOGIRI, suaramerdeka-solo.com - Masih banyak anak penyandang disabilitas atau difabel di Kabupaten Wonogiri yang kesulitan mengakses fasilitas terapi.

Contohnya penyandang autisme terpaksa menempuh perjalanan jauh ke Solo untuk mendapatkan terapi. Pasalnya, terapi untuk anak autis sulit didapatkan di Wonogiri.

Fasilitator Lapangan dari Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Solo mengatakan, upaya pemerintah selama ini lebih bersifat pemberian bantuan sosial.

Baca Juga: Dewan Kehormatan PWI Pusat Berhentikan Iptu Umbaran Wibowo Dari Keanggotaan PWI

"Namun yang jadi tantangan adalah, anak membutuhkan penanganan lebih masif di bidang kesehatan dan pendidikan," katanya usai peringatan Hari Disabilitas Internasional di pendapa Kabupaten Wonogiri, Kamis (15/12).

Dia mencontohkan, dalam aspek kesehatan, penyandang disabilitas tidak hanya membutuhkan alat bantu, tetapi juga terapi.

Baca Juga: Rayakan Pergantian Tahun, Car Free Night Solo Kembali Digelar

"Banyak anak yang kesulitan mengakses terapi yang sesuai derajat disabilitasnya," ujarnya.

Sebagian orang tua anak penyandang autisme telah berusaha mendapatkan akses terapi. Namun, banyak pula orang tua yang sama sekali tidak paham bahwa anak mereka difabel.

"Banyak juga yang tahu (anaknya difabel) tapi tidak mau tahu atau mengabaikan. Itu perlu upaya penyadaran dan pemahaman," imbuhnya.

Baca Juga: Jelang Final Piala Dunia 2022, Prancis Dihantui Kutukan Juara Bertahan yang Sudah Bertahan Selama 60 Tahun!

Wonogiri mempunyai delapan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan 143 sekolah inklusi. Tetapi, masih banyak anak difabel tidak mendapat pembelajaran sesuai derajat disabilitasnya di sekolah inklusi.

Pihaknya menyediakan layanan untuk anak difabel. Tetapi baru dapat melayani 20 anak. Angka itu masih jauh bila dibandingkan dengan jumlah anak penyandang disabilitas di Kabupaten Wonogiri yang mencapai sekitar 3.000 anak.

Baca Juga: Mortir Temuan Dua Bocah di Dukuh Giring Boyolali, Akhirnya 'Dueeerrr...'

Sementara itu, kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional di pendapa Kabupaten Wonogiri itu merupakan satu upaya untuk pemenuhan hak penyandang disabilitas anak.

Wonogiri ada program Prioritaskan Anak Disabilitas Indonsesia (PADI), yang didukung PPRBM Solo dengan pendanaan dari NLR Indonesia dan Liliana Fonds. Selain itu ada Forum Buah Hati dan Sanggar Inklusi.

Halaman:

Editor: Heru Susilo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Babinsa Wonogiri Tunggangi Honda CRF 150 Baru

Senin, 22 Mei 2023 | 21:34 WIB

PAN Wonogiri Yakin Meraih 10 Kursi

Minggu, 14 Mei 2023 | 07:20 WIB
X