Kerugian Melonjak Jadi Rp 6,1 Miliar, Dampak Kematian Massal Ikan di Waduk Kedungombo

- Selasa, 3 Januari 2023 | 14:08 WIB
Seorang petani ikan Waduk Kedungombo (WKO) memperlihatkan ikan-ikan yang mati di karamba miliknya. ( SMSolo/dok)
Seorang petani ikan Waduk Kedungombo (WKO) memperlihatkan ikan-ikan yang mati di karamba miliknya. ( SMSolo/dok)

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Kematian ikan di perairan Waduk Kedungombo (WKO) wilayah Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali tak berlanjut. Namun demikian, kejadian tersebut memukul para petani keramba.

Total ikan yang mati mencapai 175 ton dengan nilai kerugian bertambah menjadi Rp 6,125 miliar.

Nilai kerugian itu meningkat dari yang disampaikan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali sebelumnya sebesar Rp 4 miliar.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, 175 Ton Ikan Mati di Waduk Kedungombo. Begini Pemicunya

“Ya, nilai kerugian total mencapai Rp 6,125 miliar. Kami juga sudah membuat laporan ke Pemkab Boyolali,” ujar Kades Wonoharjo, Kemusu, Sulistiyah, Selasa (3/1).

Dia menjelaskan, ikan yang mati mencapai 75 persen dari populasi dan yang bertahan tinggal 25 persen saja.

Ikan yang mati mayoritas terdiri dari nila dan mujahir. Sedangkan yang mampu bertahan sebagian besar adalah jenis ikan patin dan lele.

“Ikan yang mati dikubur agar tidak mencemari perairan WKO dan lingkungan sekitar,” tuturnya.

Baca Juga: Perajin Kulit Ikan Pari di Boyolali Menggeliat Lagi. Iriana Jokowi Pernah Pesan Tas di Sini

Adapun pemilik keramba yang mengalami kerugian mencapai 34 orang. Jumlah ikan yang mati bervariasi, tergantung jumlah keramba yang dimiliki.

Paling sedikit kerugian dialami Nyamin dengan jumlah ikan yang mati sebanyak 0,4 ton.

“Kematian ikan paling banyak milik Budi S yang mencapai 40 ton. Kemudian Wahyono 20 ton dan Kardiyo HS sebanyak 16 ton,” ungkap Sulistiyah.

Baca Juga: DPRD Wonogiri Menolak Keras Penggunaan Branjang Ikan di Waduk Gajahmungkur

Seperti diberitakan sebelumnya, kematian ikan memukul para petani keramba di perairan WKO. Kematian ikan yang terjadi pada Sabtu- Minggu (31/12- 1/1) itu dipicu cuaca ekstrem. Dimana hampir selama seminggu trejadi mendung dan hujan.

Sinar matahari pun tertutup mendung. Sehingga suhu air menurun drastis. Akibatnya, terjadi upwelling atau pembalikan air dari bawah ke atas.

Halaman:

Editor: Setyo Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PDIP Boyolali Target Raih 41 Kursi DPRD

Senin, 20 Maret 2023 | 15:02 WIB
X