BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Kasus kematian ikan di keramba perairan Waduk Kedungombo (WKO) Kecamatan Kemusu mendapat perhatian serius jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali.
Petugas Disnakan turun ke lokasi untuk pengecekan dan pengambilan sampel air.
“Ya, kami menurunkan petugas untuk mengecek sampal air di sana,” ujar Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Selasa (3/1).
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, 175 Ton Ikan Mati di Waduk Kedungombo. Begini Pemicunya
Dia menjelaskan, dari hasil pengecekan sampal air di pinggiran waduk diperoleh data bahwa kandungan fosfor dan PH air masih memenuhi syarat.
Hanya saja, memang daya dukung perairan untuk keramba dinilai sudah overload. Namun demikian, pihaknya tidak menjelaskan secara detail kondisi tersebut.
Terkait kematian ikan, diungkapkan bahwa hasil pendataan terus dilakukan. Terakhir pendataan, berat ikan yang mati total mencapai 200 ton milik 37 petani keramba.
Pihaknya berharap kematian ikan tidak berlanjut sehingga kerugian tidak semakin bertambah. Adapun jumlah keramba total sebanyak 750 buah.
Baca Juga: Kerugian Melonjak Jadi Rp 6,1 Miliar, Dampak Kematian Massal Ikan di Waduk Kedungombo
“Kejadian ini juga sudah resmi kami laporan ke Pemprov Jateng maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mudah-mudahan segera ada langkah lebih lanjut,” tutur Lusia.
Dia menambahkan, untuk ikan yang mati sudah dikubur oleh warga agar tidak mencemari lingkungan maupun perairan WKO.
Sedangkan ikan yang masih bertahan hidup sudah dilakukan upaya penyelamatan. Yaitu dengan memompa air ke dalam keramba untuk mendongkrak kandungan oksigen.
Baca Juga: Lestarikan Lingkungan dan Dukung Pangan, KNPI Karanganyar Sebar 35 Ribu Bibit Ikan Nilem
Pihaknya juga mengingatkan para petani keramba agar senantiasa waspada. Jika memasuki musim penghujan agar dilakukan upaya antisipasi. Salah satunya dengan mengurangi populasi ikan di dalam keramba. Ikan yang sudah layak jual agar bisa segera dipanen.
“Ini juga upaya mengurangi populasi ikan dalam keramba sehingga kebutuhan oksigen berkurang. Petani keramba harus waspada mengingat kejadian kematian ikan mati saat cuaca ekstrem selalu terjadi tiap tahun. Tapi kali ini memang yang terbesar,” ungkapnya.
Artikel Terkait
Pedagang HP Tewas Ditusuk Usai Antar Pesanan COD, HP dan Yamaha N-Max Raib
Gara-gara Chat Mesra, Suami Pukuli Istrinya dengan Linggis
Polres Sragen Gulung Lima Pelaku Nyaris Tawuran Bersenjata Samurai
Sebagian Wilayah di Semarang Masih Terendam Banjir. Tercatat Ada 3 Warga Meninggal Kesetrum
Proyek Gedung Pertemuan Sukoharjo, Kontraktor Cabut Kasasi dan Ajukan Gugatan Baru
Masa Penahanan Habis 9 Januari Mendatang, Ferdi Sambo Cs Segera Bebas?
Terapkan Video Challange, Proliga 2023 Bakal Digelar di 8 Kota