Boyolali, suaramerdeka-solo.com - Petani ikan keramba Waduk Kedungombo (WKO) terus berusaha menyelamatkan ikan yang tersisa dari kematian akibat dampak upwelling atau pergerakan air. Beruntung, kini cuaca mulai membaik.
Bahkan, hasil pemeriksaan air oleh tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali dinyatakan bahwa air di WKO sudah layak untuk ikan. Diharapkan, dengan kondisi tersebut kematian ikan dalam keramba tak terjadi lagi.
“Mulai dari kandungan oksigen, PH, Nitrit dan Phosphat masih layak ikan,” ujar Kabid Perikanan, Disnakkan Boyolali, Nurul Nugroho, Rabu (4/1).
Baca Juga: Bupati Sukoharjo Keberatan Lahan Pertaniannya Diterjang Tol Lingkar Timur Selatan Solo
Dijelaskan, dari hasil pemeriksaan, diketahui, kandungan dissolved oksigen (DO) atau kandungan oksigen dalam air sebanyak 4,7 mg/L. Sedangkan suhu air berkisar antara 29-30 derajat Celcius.
Untuk kadar PH 6-7, sedangkan kadar nitrit 0,01 mg/L.
Baca Juga: Sering Dikibuli Pelat Palsu. Pelat Nomor Kendaraan Bakal Dipasang Cip dan QR Code?
“Kesimpulannya, kondisi perairan WKO, utamanya kawasan bidaya keramba sudah mulai membaik dilihat dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia,” tambahnya.
Hanya saja, petani masih perlu untuk menaikkan DO yang masih rendah. Sebab, kandungan oksigen larut dalam air kurang dari 5 mg/L.
Baca Juga: Guru Besar UMS, Aidul Fitri: Perpu Ciptaker Kebijakan Otoriter!
Petani diminta terus memompa air ke dalam keramba guna memasukkan oksigen ke dalam air.
“Kemudian ikan mati yang masih di dalam keramba kita sarankan untuk segera dibuang. Jika dibiarkan akan memicu timbulnya penyakit baru, parasit, bakteri, jamur.”
Baca Juga: Kasus Kematian Massal Ikan di Waduk Kedungombo, Disnakan Boyolali Ambil Sampel Air
Seperti diberitakan, kematian terjadi di keramba milik petani budidaya Waduk Kedungombo (WKO) kawasan Kecamatan Kemusu. Tak main- main, kematian ikan mencapai 200 ton dengan nilai kerugian mencapai Rp 6,1 miliar. **
Artikel Terkait
Per 3 Januari, Harga Pertamax Turun Rp 1.100. Ini Rincian Harga BBM non Subsidi Terbaru
Kerugian Melonjak Jadi Rp 6,1 Miliar, Dampak Kematian Massal Ikan di Waduk Kedungombo
Gadis 6 Tahun Diculik, Diajak Memulung dan Tidur Berpindah-pindah
Geger Keraton Solo. 10 Tahun Tidak Bertemu, Gusti Moeng Bertemu Sinuhun PB XIII Hangabehi. Rekonsiliasi?
Segera Meluncur, Realme 10 Pro Dibekali Kamera ProLight
Pohon-pohon Peneduh di Jalan Utama Dipangkasi DLH KLaten, Kenapa?