BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com - Kasus kematian massal ikan di karamba Waduk Kedungombo (WKO) Kecamatan Kemusu, Boyolali, beberapa hari lalu menjadi pembelajaran berharga. Fenomena upwelling akibat cuaca buruk hanya salah satu pemicu.
“Endapan sisa pakan dan kotoran yang menumpuk serta kepadatan jumlah karamba juga turut menjadi pemicu kematian ikan,” ujar Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Lusia Dyah Suciati, Jumat (6/1).
Dia menjelaskan, fenomena upwelling pada akhir Desember dan awal Januari itu di luar siklus. Karena biasanya, upwelling terjadi pada Juni-September saat pergantian musim. Sehingga petani karamba jaring apung (KJA) menilai sudah aman.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, 175 Ton Ikan Mati di Waduk Kedungombo. Begini Pemicunya
“Padahal saat itu, stok ikan siap panen melimpah. Karena akan dikeluarkan saat tahun baru. Ternyata terjadi upwelling hingga kematian ikan hingga ratusan ton dengan kerugian hingga Rp 6 miliaran.”
Terkait jumlah karamba jaring apung (KJA), saat ini ada sekitar 750 KJA di WKO di Boyolali yang terpusat di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali.
Karena kedalaman waduk mendukung, KJA menggunakan sistem dua jaring alias tumpang sari.
Baca Juga: Kasus Kematian Massal Ikan di Waduk Kedungombo, Disnakan Boyolali Ambil Sampel Air
Jaring paling dalam diisi ikan nila. Sedangkan jaring di atasnya diisi ikan mas. Menilik jumlah karamba dan ikan, otomatis jumlah pakan yang ditabur bisa berton-ton setiap harinya. Sisa pakan masuk ke dasar perairan.
“Saat upwelling, sisa pakan ikut naik membawa serta gas amoniak yang memicu kematian ikan,” ungkapnya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya telah mengirimkan surat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemprov Jateng.
Baca Juga: Sore Ini Timnas Indonesia vs Vietnam, Sudah Belajar Finishing?
Juga mengirimkan surat permohonan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana guna pengkajian daya dukung waduk.
“Kewenangan pengelolaan WKO kan di BBWS. Kita minta pengkajian daya dukung waduk, apakah KJA yang di sana itu sudah melebihi kemampuan. Baik di WKO maupun Waduk Cengklik,” tutur Lusia.
Kabid Perikanan Disnakan Boyolali, Nurul Nugroho menambahkan, selain di WKO, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kadar air di Waduk Cengklik. Lantaran siklus upwelling ini juga menimpa peraian waduk dengan pertanian KJA.
Artikel Terkait
Proliga 2023: Samator Tumbang, Tim Pendatang Baru Menang
Badai Menyergap Chelsea, Sterling dan Pulisic Terpincang-Pincang Keluar. Ini Kata Potter
Mangkir Sebelum Penuhi Panggilan Polisi, Pelaku KDRT Ayah Aniaya Anak Dicecar 25 Pertanyaan
Tol Lingkar Timur-Selatan Solo Ditolak, Bupati Lumajang: Mas Gibran Kasih ke Lumajang
Penasaran dan Mau Nonton Film Mencuri Raden Saleh, Klik Saja Ini