Kasus Kecelakaan Maut di Jalan Tol Semarang- Solo, Diduga Ada Unsur Kelalaian

BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com – Korban meninggal kecelakaan maut di KM 474+500 Tol Semarang-Solo, ruas Desa Selodoko, Kecamatan Ampel, Selasa (31/1) sore bertambah seorang.

Sehingga total korban meninggal menjadi 4 orang. Korban terakhir adalah balita.

Terkait kejadian tersebut, jajaran Satlantas Polres Boyolali masih melakukan penyelidikan. Menurut Kasat Lantas Polres Boyolali AKP M Herdi Pratama menyebut ada dugaan unsur kelalaian dari pemilik kendaraan.

Baca Juga: Berpenampilan Sangar dan Badannya Penuh Tato, Kades Ini Bikin Netizen Terbelah

“Dimana, ban yang digunakan kendaraan tersebut diproduksi tahun 2006. Ban itu kurang layak digunakan,” katanya, Rabu (2/2).

Selain itu, jumlah penumpang mobil juga terlalu banyak. Saat kejadian, mobil Kijang SGX Nopol AD-1481-LL itu ditumpangi 9 orang dewasa dan 2 balita, termasuk sopir. Melaju di jalan tol dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Ogah Melayani Tanpa Alat Pengaman, PSK Online Ditusuk Teman Kencan

“Diduga ban tak kuat menahan tekanan sehingga ban meletus. Pengemudi pun akhirnya tidak bisa mengendalikan kendaraannya.”

Diungkapkan, dari keterangan saksi, kendaraan nahas itu melaju dengan kecepatan 70-80 km/jam. Namun, berdasarkan pengecekan anggota kepolisian, diperkirakan laju kendaraan mencapai 90-100 km/jam.

Baca Juga: Saat Viaduk Gilingan Solo Direnovasi, Lalu Lintas di Gilingan dan Ngemplak Berpotensi Tambah Padat

“Sebenarnya kecepatan itu belum melebihi batas maksimal di tol yang ditetapkan yaitu 100 km/jam.”

Seperti diberitakan, kecelakaan tragis dialami rombongan asal Kabupaten Klaten. Mobil Kijang yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan akibat pecah ban. Akibatnya, mobil pun terbalik dan masuk parit.

Baca Juga: Tiga Warga Klaten Meninggal. Pecah Ban, Mobil Terbalik di Jalan Tol Semarang-Solo

Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Tol Semarang- Solo Jalur A, ruas Desa Selodoko, Kecamatan Ampel pada Selasa (31/1) sore. Tiga orang meninggal yaitu, Anwar Sadad (44), Rohana (49) dan Mintoyo (33) semua warga Jogonalan, Klaten. **