Sragen, suaramerdeka-solo.com - Desa Brojol Kecamatan Miri menjadi lokasi kegiatan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gemapatas) di Kabupaten Sragen, Jumat (3/2).
Gemapatas adalah program Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), yakni pemasangan 1 juta patok batas bidang tanah secara serentak di seluruh Indonesia.
Kepala Kantor Pertanahan Sragen Arief Syaifullah mengungkapkan, Gemapatas dicanangkan Menteri ATR/Kepala BPN, Hadi Tjahjanto yang terpusat di Kabupaten Cilacap, pada hari yang sama.
Baca Juga: Hindari Incaran Mafia Tanah dan Sengketa Tanah, Gemapatas jadi Solusinya
“Lingkup Kabupaten Sragen, lokasi Gemapatas di Desa Brojol, yang tahun ini juga ada program Lintas Sektor (lintor), karena sebelumnya ada permohonan dari dinas terkait di Pemkab Sragen,” kata Arief, Jumat (3/2).
Menurut dia, salah satu persyaratan Gemapatas adalah tanah belum bersertifikat. Pemasangannya dilakukan warga. Kantor Pertanahan Sragen akan mendokumentasi tanah-tanah yang dipasangi patok beserta titik koordinatnya dan mengirimkan hasilnya ke Kementerian ATR/BPN.
Tujuan diluncarkannya Gemapatas, di antaranya sebagai upaya menggerakkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memasang dan menjaga tanda batas tanahnya. Harapannya, dapat meminimalisasi sengketa batas tanah antarwarga.
“Gemapatas, Pasang Patok, anti cekcok, anti caplok,” tegas Arief.
Kades Brojol Azis Purnomo mengaku senang desanya menjadi lokasi Gemapatas di lingkup Sragen. Sebelumnya, pihak desa juga mengajukan program lintor lewat Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM Indag).
Permintaan itu ditindaklanjuti Kantor Pertanahan Sragen dan desanya juga menjadi lokasi Gemapatas dan warga masyarakat yang terlibat memasang sendiri patok di batas tanah milik mereka.
Baca Juga: Pelaku Pornografi dan Judi Online Internasional Diringkus, Rekening Ratusan Miliar Rupiah Dibekukan
Wagimin (42) warga Dusun Sukorejo, Brojol mengatau senang bisa mengikuti program Gemapatas. Karena berarti sawahnya seluas sekitar 3.000 meter persegi sebentar lagi akan bersertifikat.
“Saya senang karena dulu pernah mengajukan program penyertifikatan tanah tapi belum berhasil, sekarang malah ada Gemapatas. Kok ndilalah pas banget dengan harapan supaya sawah saya segera memiliki sertifikat,” katanya.**
Artikel Terkait
Percobaan Penculikan Anak di Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Polisi Kantongi Ciri- ciri Pelaku
Waspada! Begini Modus Percobaan Penculikan Anak di Boyolali
Pengumuman! Tiket Presale TSTJ Masih Bisa Ditukar dengan Tiket Solo Safari Sampai 19 April 2023
Proliga 2023: Sukses Revans, Jakarta BIN Menggulung Bank bjb
Menyapa Siswi Tidak Direspon, Tukang Galon Dikira Penculik Anak di SMP 1 Selogiri Wonogiri