KARANGANYAR, suaramerdeka-solo.com - Penyidik Polres Karanganyar telah memeriksa delapan siswa pelaku perundungan terhadap SSR, siswa kelas XI salah satu SMA swasta terkenal di Karanganyar.
Pemeriksaan dilakukan Senin (6/2) lalu. Dalam pemeriksaan tersebut, delapan siswa yang merupakan teman satu genk itu mengakui perbuatannya.
Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Setiyono menjelaskan, proses hukum kasus tersebut masih berjalan, kendati ada proses mediasi antara terlapor dengan korban, difasilitasi pihak sekolah.
Baca Juga: Jadi Korban Perundungan di Sekolah, SSR Trauma. Orang Tua Laporkan ke Polisi
"Proses hukum masih terus berjalan. Kalaupun ada mediasi, itu di luar kami," katanya, Selasa (7/2).
Menurutnya, penanganan kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
"Sepanjang laporan belum dicabut, proses hukum masih berjalan," jelasnya.
Sementara itu, salah satu orang tua pelaku, Ry, berharap agar laporan kasus perundungan itu bisa dicabut.
Baca Juga: Siswi Korban Perundungan di Karanganyar Pindah Sekolah, Laporan Polisi Jalan Terus
"Hari ini, kami selaku orang tua, bertemu dengan Pak Agus (Agus Riyadi, ayah SSR-red) untuk meminta maaf. Saya sendiri kaget, mendengar kejadian ini. Saya juga sudah tanya anak saya. Dia jadi saksi," katanya.
Agus Riyadi memaafkan apa yang dilakukan pelaku terhadap anaknya. Meski demikian, laporan kasus tersebut ke polisi belum akan dicabutnya, karena kondisi SSR masih dalam pemulihan dengan pendampingan psikiater di Jakarta.
"Kami terima permintaan maaf mereka. Tapi untuk proses hukum, biar berjalan dulu. Laporan ke polisi belum akan saya cabut," kata Agus Riyadi, usai pertemuan.
Baca Juga: Rutan Solo 'Fix' Dipindah ke Karanganyar, Bukan ke Sukoharjo
Namun tidak menutup kemungkinan, laporan tersebut akan dicabut jika kondisi psikis SSR kembali normal dan membaik.
"Saat ini, SSR di Jakarta, dalam pendampingan psikiater. Dari laporan psikiater tersebut, kondisinya sudah membaik. Sudah berkomunikasi," tuturnya.**
Artikel Terkait
Di Jimbung, Ada Ayam Broiler Rasa Ayam Kampung Nonvaksin. Kok Bisa?
Tuduhan Skandal Laporan Keuangan, Manchester City Dibayangi Ancaman Pengusiran dari Liga Premier
Pesawat Susi Air Diduga Dibakar KKB Nduga, Susi: Mohon Dukungan dan Doa
Ini Alasan Nama Slamet Paling Populer di Wonogiri. Kenapa Bukan Agus?
Ramai Diprotes Warga Solo, Segini Persentase Kenaikan PBB 2023 yang Ditunda Gibran
Gerudug DPRD Solo, Puluhan Aktivis Ormas Minta DPRD Kawal Kebijakan Pemkot Solo